ABSTRAK
Dina Ustadiyah (14.1.02.02.0075) : Analisis Potensi Kebangkrutan dengan Metode Altman Z-Score dan Springate Score Perusahaan Telekomunikasi di BEI Periode 2015-2017. Skripsi, Manajemen, FE UN PGRI Kediri, 2018.
Kata Kunci : Financial Distress, Kebangkrutan, Altman Z-Score, Springate Score.
Perusahaan telekomunikasi dituntut untuk terus melakukan inovasi dan perlunya menerapkan strategi khusus guna keberlangsungan hidup perusahaan, untuk dapat terus bertahan ditengah persaingan yang sangat ketat. Persaingan tarif yang ketat antar perusahaan telekomunikasi, regulasi pemerintah, perkembangan teknologi yang semakin pesat, serta tantangan dari semakin banyaknya pengguna telekomunikasi, merupakan fenomena-fenomena yang harus cepat ditanggapi oleh perusahaan telekomunikasi. Fenomena-fenomena tersebut dapat menjadi sebuah peluang atau bahkan ancaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis potensi kebangkrutan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2017 dengan menggunakan metode Altman Z-Score dan Springate Score.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2017 yaitu berjumlah 6 perusahaan. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 4 perusahaan telekomunikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan menganalisis data-data yang diperoleh dari laporan keuangan menggunakan metode Altman Z-Score dan Springate Score.
Dari kedua analisis tersebut diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode Altman Z-Score dan Springate Score diperoleh hasil yang sama, yaitu terdapat tiga perusahaan yang diklasifikasikan pada distress zone, antara lain PT. XL Axiata Tbk., PT. Smartfren Telecom Tbk., PT. Indosat Tbk., dan satu perusahaan diklasifikasikan pada safe zone, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., serta tidak ada perusahaan yang diklasifikasikan pada grey zone pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI selama tahun penelitian yaitu pada periode 2015-2017.
ABSTRAK
Dina Ustadiyah (14.1.02.02.0075) : Analisis Potensi Kebangkrutan dengan Metode Altman Z-Score dan Springate Score Perusahaan Telekomunikasi di BEI Periode 2015-2017. Skripsi, Manajemen, FE UN PGRI Kediri, 2018.
Kata Kunci : Financial Distress, Kebangkrutan, Altman Z-Score, Springate Score.
Perusahaan telekomunikasi dituntut untuk terus melakukan inovasi dan perlunya menerapkan strategi khusus guna keberlangsungan hidup perusahaan, untuk dapat terus bertahan ditengah persaingan yang sangat ketat. Persaingan tarif yang ketat antar perusahaan telekomunikasi, regulasi pemerintah, perkembangan teknologi yang semakin pesat, serta tantangan dari semakin banyaknya pengguna telekomunikasi, merupakan fenomena-fenomena yang harus cepat ditanggapi oleh perusahaan telekomunikasi. Fenomena-fenomena tersebut dapat menjadi sebuah peluang atau bahkan ancaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis potensi kebangkrutan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2017 dengan menggunakan metode Altman Z-Score dan Springate Score.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2017 yaitu berjumlah 6 perusahaan. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 4 perusahaan telekomunikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan menganalisis data-data yang diperoleh dari laporan keuangan menggunakan metode Altman Z-Score dan Springate Score.
Dari kedua analisis tersebut diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode Altman Z-Score dan Springate Score diperoleh hasil yang sama, yaitu terdapat tiga perusahaan yang diklasifikasikan pada distress zone, antara lain PT. XL Axiata Tbk., PT. Smartfren Telecom Tbk., PT. Indosat Tbk., dan satu perusahaan diklasifikasikan pada safe zone, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., serta tidak ada perusahaan yang diklasifikasikan pada grey zone pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI selama tahun penelitian yaitu pada periode 2015-2017.
Daily Social. (19 Februari 2018). APJII :Penetrasi Pengguna Internet Indonesia Capai 143 Juta Orang. Diperoleh 2 Maret 2018, dari https://dailysocial.id/post/apjii-survei-internet-indonesia-2017
Prihadi, Toto. 2011. Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi. Surabaya: PPM Manajemen.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Stretegis. Jakarta: Erlangga.
Salular.id. (12 Januari 2018). Menerka Arah Industri Telko Indonesia 2018. Diperoleh 2 Maret 2018, dari https://selular.id/2018/01/menerka-arah-industri-telko-indonesia/
Tirto.id. (5 April 2018). Registrasi SIM Card Memukul Kinerja Perusahaan Telekomunikasi. Diperoleh 3 Maret 2018, dari https://tirto.id/registrasi-sim-card-memukul-kinerja-perusahaan-telekomunikasi-cHdY
www.idx.co.id