Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penilaian bahwa kemampuan berbicara anak kelompok A TK PKK Parang I Desa Parang masih rendah ini dilihat dari ketuntasan hanya sebesar 37,5%, kemudian guru kelas memecahkan masalah ini dengan cara metode sosiodrama. Rumusan masalah adalah apakah metode sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok A TK PKK Parang I tahun ajaran 20017- 2018. Metode yang dipilih adalah PTK model Kemmis dan Taggart dan pelaksanaannya dalam 3 siklus. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu teknik tanya jawab dan observasi. Data dianalisis dengan cara membandingkan ketuntasan belajar sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Kreteria ketuntasan belajar yang yang digunakan adalah sekurang- kurangnya 75%. Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan tindakan siklus I diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 37,5%, selanjutnya dilakukan tindakan siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 56,25%, dan setelah dilanjutkan tindakan siklus III meningkat menjadi 87,5%. Dari hasil perolehan ketuntasan belajar pada siklus III dapat dinyatakan bahwa jumlah persentase tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan belajar, maka penelitian ini dikatakan berhasil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui metode sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok A TK PKK Parang I Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nurbiana. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Nurhatin.2009. Pengertian Kemampuan Berbicara. (online), tersedia: http://www.google.co.id, diunduh 06 November 2017
Suhartono.2005. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok A3TK Aba Gendingan Jogjakarta.Skripsi Veni Indah Kumalasari: 1-147.
Tarigan. 2008. Pengembangan Ketrampilan Berbicara. Bandung: Angkasan bandung
Wiriatmaja. 2007. Prosedur Penelitian Kemmis dan Taggart. Bandung: Remaja Rosdakarya