PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 3 SDN SUMBERCANGKRING KEDIRI TAHUN AJARAN 2017/2018.


Author (Penulis)

SUTRISNI
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

14.1.01.10.0073

Abstract

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar diantaranya memahami konsep matematika dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran matematika. Menurut Depdiknas (2003) tujuan pembelajaran matematika melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, selain itu matematika diperlukan siswa agar dapat berpikir logis, kritis dan praktis dan berjiwa kreatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Posttest only control design dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan yaitu kelas III-A dan III-B cara menentukan kelas eksperimen dan kontrol menggunakan angket untuk mengetahui siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti bimbingan belajar.Analisis data yang digunakan adalah SPSS 21 for windows menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5 %.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa. (1) Kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti bimbingan belajar matematika pada siswa kelas III SDN Sumbercangkring Kediri Tahun Ajaran 2017/2018  mencapai standar indikator berpikir kritis. Hal ini terbukti  pada nilai rata-rata yang di peroleh siswa setelah saat melakukan posttest mencapai yaitu 81,4. (2) Kemampuan berpikir kritis siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar matematika pada siswa kelas III SDN Sumbercangkring Kediri Tahun Ajaran 2017/2018 tidak mencapai standar indikator berpikir kritis. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa saat mengikuti posttest yaitu 65,76. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar berpengaruh pada tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. (3) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti bimbingan belajar matematika pada siswa kelas III SDN Sumbercangkring  Kediri Tahun Ajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan perolehan nilai rata-rata siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti bimbingan belajar 81,4 > 65,76.

Berdasarkan perbandingan perolehan nilai rata-rata tersebut,dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti bimbingan belajar mempunyai kemampuan berpikir kritis lebih baik dibandingkan siswa yang tidak mengikui bimbingan belajar saat diterapkan pada siswa kelas III di SDN Sumbercangkring Kediri tahun ajaran 2017/2018.

 

KATA KUNCI  : kemampuan berpikir kritis, bimbingan belajar.


Keyword

a

Reference

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Permendiknas No. 22.

Permana, E. P. (2015). PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara.

Permana, E. P. (2016). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SD. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara.

prayitno. (2009). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. jakarta: rineka cipta.

Suryadi. D. (2005). Pembelajaran Matematika Kontekstual. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika. Yogyakarta: PPPG matematika.

Syah. (2006). Beberapa Teknik, Model, dan Stategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika (PPPG).

 

 


PUBLISHED

2018-08-12

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE

Vol. 02 No. 07 Tahun 2018

Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI