Hubungan daya tahan terhadap lari sprint 100m siswa kls V SDN Panagguhan III Proppo Kab. Pamekasan


Author (Penulis)

ADNAN
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

14.1.01.09.0520

Abstract

Adnan : “Hubungan Daya Tahan Dengan Lari Sprint 80 Meter Siswa Kelas V SD Negeri Panaguan 03 Proppo Kabupaten Pamekasan 2015/2016”. Kata kunci : Tinggi Badan, Berat Badan dan Kecepatan Lari Jarak 80 Meter. Pada dasarnya cabang olahraga atletik khususnya lari jarak pendek (sprint) merupakan salah satu nomor yang menggunakan aktifitas fisik dan otot yang kuat. Dalam lari jarak pendek kemampuan yang paling utama dan sangat penting adalah kecepatan.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan berlari, faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi faktor fisiologis dan anatomis. Adapun faktor fisiologis yang mempengaruhi kecepatan berlari antara lain : kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai dan kelentukan otot tungkai. Sedangkan faktor anatomis diantaranya ukuran tinggi, panjang besar, lebar dan berat tubuh. Rumusan masalah yang ingin dikemukakan penulis adalah (1) Apakah ada pengaruh tinggi badan serta berat badan terhadap kecepatan lari jarak 80 meter pada siswa putri kelas V SD Negeri panaguan 03 Kecamatan proppo Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016? (2) Apakah ada pengaruh berat badan terhadap kecepatan lari jarak 80 meter pada siswa putri kelas VI MI.Taufiqus shibyan 01 Tlangoh Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016? (3) Apakah ada pengaruh tinggi badan serta berat badan terhadap kecepatan lari jarak 80 meter pada siswa putri kelas V SD Negeri panaguan 03 Kecamatan proppo Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016?.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri panaguan 03 Kecamatan proppo. Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran Praktek berlari diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,87% dan ketuntasan belajar mencapai 65% atau ada 17 siswa dari 33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ?70 hanya sebesar 65% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran Praktek berlari.Siklus II di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 75,00% dan dari 33 siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa dan 0 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 100% (termasuk kategori tuntas).Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran Praktek berlari sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2017-02-18

JOURNAL

Simki-Techsain

ISSN

2599-3011

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI