ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan permaslahan ini yang dapat menghambat penguasaan materi dalam pembelajaran hususnya pembelajaran lari jarak pendek.Hambatan yang ada dalam proses pembelajaran lari jarak pendek tersebut, dapat dibantu dengan penggunaan media pembelajaran sebagai perantara dalam penyampaian informasi pesan dari intraksi yang terjadi antara guru dengan murid dalam upaya untuk mmeningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran.Permasalahan penelitian ini adalah apakah pembelajaran melalui latihan suttthle run dapat meningkatkan hasil pembelajaran lari jarak pendek sprint 100m pada siswa kelas V SD Negeri Rejoso 3 Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk?”Penelitian ini menggunakan pembelajaran PTK :subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rejoso 3 Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari putra 20 orang dan siswi putri 8 orang. Objek penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rejoso 3Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk dan sebagai latar penelitian yang hendak diteliti adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Rejoso 3 Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi apakah pembelajaran melalui latihan sutthle run dapat meningkatkan hasil pembelajaran lari jarak pendek sprint 100m pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rejoso 3 Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Alasan peneliti mengambil kelas V karena Siswa kurang fokus dan antusias dalam aktivitas olaharaga serta rendahnya motivasi siswa dan hasil pembelajaran lari jarak pendek masih banyak yang dibawah kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), oleh karena itu penulis memilih kelas ini.Kesimpulan dari penelitian ini :Siklus 1 Dalam proses pembelajaran siswa terlihat aktif dalam mengikuti semua permainan yang diberikan guru. Namun dalam pembelajaran pada siklus 1. Dari hasil siklus 1 presentasi dari hasil tes siswa mendapatkan 25%, sehingga dari siklus 2 presentase dari hasil tes siswa meningkat sebesar 75%.
KATA KUNCI : Lari Jarak Pendek Sprint 100 M Melalui Latihan Shuttle Run
IV. DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmum.(2004). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Aip Syarifuddin. (1992).”Pendidikan Jasmani dan Kesehatan”. Jakarta : Depdikbud.
Apta Mylsidayu dan Febi Kurniawan. (2015). Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung :
CV Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arnie Fajar. (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Agus Kristianto. A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Bompa, T.O.1999. Periodization Training for Sport. United States : Human Kinetics.
BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Depdiknas .(2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. (2007). Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan.Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Depdiknas. (2008). Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta:Dikmenum, Depdiknas
Djumidar, Muhamad. (2004). Gerak-Gerak Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Djumindar. (1997) Buku Materi Pokok Dasar-Dasar Atletik, Edisi ke 1 Universitas Terbuka. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan dasar dan menengah bagian proyek peningkatan guru pendidikan jasmani dan kesehatan SD setara D II Jakarta.
Djoko Pekik Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogyakarta : FIK UNY
Djumidar A. widya , 2004. Belajar berlatih gerak-garak dasar atletik dalam
bermain. Jakarta: PT Raja grafindo persada.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem
pendidikan nasional.
Depdiknas.(2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dikmnum.Depdiknas
Dewi Setiawati (2016). Guru Pembelajar Penjas. Jakarta:Dirjen GTK Kemendikbud.
Eddy Purnomo. (2007). Pedoman Mengajar Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Eddy Purnomo & Dapan. (2011). Dasar-dasar gerak atletik. Yogyakarta.
Alfamedia
Endang Rahmawati. (2011). Upaya Peningkatan Pembelajaran Gerak Dasar Lari.Skripsi.Yogyakarta.FIK UNY Cepat Dengan Pemberian Metode Bermain. Skripsi. Yogyakarta, FIK UNY BSNP. 2006. Sekolah menengah pertama. Jakarta: depdikbud.
Francis X. Cretzmeyer. (1969), The Theory of Buyer Behavior. (Edisi cetak
ulang) New York: John Wiley and Sons.
Fajar, Arnie. 2005. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari http://http://kbbi.co.id/artikata/bilah. Pada tanggal 30 Agustus 2018 pukul 20.30 WIB.
Harre (2000). Hakikat Latihan.PT.Jaya.Kusuma.Semarang
Harsono . (2015). Kepelatihan Olahraga. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud.
Hamdayana, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Jumadi, 2010. Pembelajaran Konstekstual dan implementasinya. Makalah disampaikan pada Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004. Madryah Aloyah DIY, Jateng , Kalsel di FMIPA UNY Thn 2003
Lutan, Rusli. 1991. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenega Pendidikan.
Nurhadi Santoso. (2009). Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Atas : Antara Harapan dan Kenyataan. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (Volume 6 Nomor 2). Halaman 2-3
Mc. Taggart, R.1997.The Action Research Planne & Studi PTK. Melbourne. Deakin University
Mendiknas. (2016) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purnomo. E. & Dapan. 2011. Dasar-Dasar Atletik. Yogykarta: Alfamedia
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Permendiknas No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Bandung
Rumiyanti (2013). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Sidik, Dikdik Zafar. (2014). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI
Bandung
Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Kotemporer.Surakarta: FIKP UMS
Sugiyanto. 2004. Perkembangan dan Belajar Motorik, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan, direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jamani dan Kesehatan SD Setara D II.
Sugiarti, Titik. 1997. “Motivasi Belajar”. Jakarta: Cerdas Pustaka
Sugiyanto. 1994. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kompas
Soetoto, Pontjopoetra, dkk. 2004. Permainan Anak, Tradisional dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soegito. 1993. Pendidikan Atletik. Jakarta: Depdikbud Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D II.
Sukintaka. 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes, Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.
Syarifuddin, Aip. 1993. Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Syamsuddin, M (2004). Konsep Pembelajaran. PT. Grafindo. Jakarta
Tamsir Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik. Yokyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
Tjaliek Soegiardo, (1991). Fisiologi Olahraga. FPOK IKIP Yogyakarta.
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Oja dan Sumarjan (1997). Panduan Penelitisn Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.