ABSTRAK Paes ageng merupakan tata rias pengantin yang memiliki kedudukan tertinggi atau agung. Tata rias ini awalnya hanya dikenakan oleh putra-putri keraton Surakarta yang dikenakan dalam acara pernikahan. Riasan yangmenjadi kebanggaan keraton Surakarta. Corak riasan untuk pengantin haruslah sebaik mungkin, makan dari itu tata rias pengantin adalah suatu kegiatan yang bertujan untuk menonjolkan kelebihan yang ada dan menutupi kekurangan pengantin. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah deskripsi bentuk simbol tata rias pengantin paes ageng gaya surakarta meliputi: tata rias wajah, tata rias kepala, tata rias busana di Desa Segawe Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung? (2) Bagaimanakah deskripsi makna simbol tata rias pengantin paes ageng gaya surakarta meliputi: tata rias wajah, tata rias kepala, tata rias busana di Desa Segawe Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung? (3) Bagaimanakah deskripsi fungk simbol tata rias pengantin paes ageng gaya surakarta meliputi: tata rias wajah, tata rias kepala, tata rias busana di Desa Segawe Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung? Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Bentuk simbol verbal pada tata rias pengantin adalah pembacaan makna pada setiap riasan, sedangkan simbol nonverbal meliputi tindakan pada proses merias. (2) Makna simbol pada tata rias pengantin berkaitan dengan konteks religi, etika, estetika, dan filosofi. (3) Fungsi simbol pada tata rias pengantin meliputi: digunakan untuk menafsirkan realitas, digunakan untuk merekontruksi realitas, digunakan untuk menciptakan tatanan, dan digunakan untuk menciptakan kesan intelektual.
Kata Kunci : Simbolisme, Paes Ageng
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsini.2013.Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Bratawijaja, Thomas Wiyasa. 2000. Upacara Tradisional Masyarakat Jawa. Jakarta : Sinar Harapan Danandjaja, James. 2012. Foklor
Indonesia(ilmu gosip,
dongeng,danlain-lain). Jakarta: PT Pustaka Grafitipers. Sugiyono.2014.Memahami Penelitian
Kualitatif.Bandung: Alfabeta. Danandjaja, James. 2012. Foklor
Indonesia(ilmu gosip,
dongeng,danlain-lain). Jakarta: PT Pustaka Grafitipers. Eji. 2012. Hakikat Budaya. (Online), tersedia:http://ejiaeanoko.blogspot.
co.id/2012/12/hakikat-budaya.html, 10 Maret 2017. Endahwati,Sri,dkk.2012. Upacara Adat Jolenan Di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo: Kajian Makna Simbolik dan Nilai Religi,vol/02/No.02.Online.Tersedi a: http://bastind.fkip.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2013/02/SriEndahwati.pdf. Diunduh 10
Oktober 2018 H.B,Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian Surabaya : Universitas Sebelas Maret Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta :PT Rineka Ciptap Moleong,Lexy J.2012. Metodelogi
Penelitian Kualintatif. Bandung:Rosda Karya. Poerwanto, Hari.2010. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pratiwi, Wahyuni Eka.2015. Pengaruh Budaya Jawa dan Harga Diri Terhadap Arsetivitas pada Rema Siswa Kelas X di SMA Negeri 3 Ponorogo. Online. Tersedia :
http://ejournal.psikologi.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2015/02/JURNAL
%20YUNI%20(02/18/15-23-
25).pdf Diunduh 01 Juli 2018 Sihyati.2015. simbol Verbal Nilai Kependidikan dalam Tetrologi Laskar Pelangi. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, (online), tersedia :
http://library.um.ac.id. Diunduh 25 September 2018 Sastrowardoyo, Subagio, 2007. Sekilas Soal Sastra dan Budaya. Jakarta : Balai Pustaka Satoto, Soediro. 2009. Metode Penelitian Sastra : Yuma Pustaka Siswantoro,2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta Sugiyono.2014.Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta. Yuniari,Thereshia.2018. 13.1.01.07.0013.Estetika Simbolis Tata Rias Paes Ageng Di kabupaten Kediri.UN PGRI Kediri