STRATEGI PERJUANGAN JENDERAL SUDIRMAN DALAM PERANG KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1945-1949 DI KEDIRI


Author (Penulis)

VENNA PRISELLA HARISAPUTRI
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

14.1.01.02.0034

Abstract

ABSTRAK

Dalam strategi perang gerilya dapat dipahami sebagai analisis dari tujuan yang akan dicapai, untuk mencapai apresiasi strategi yang benar dari sudut pandang pasukan gerilya, kita perlu menganalisis secara mendasar apa yang akan menjadi model gerakan musuh. Perang gerilya adalah induk tenaga perang seluruhnya. Maka jelaslah pula bahwa perang sedemikian memerlukan waktu yang jauh lebih lama dan meminta penderitaan dan pemerasan tenaga yang jauh lebih luas dan berat.

Permasalahan peneliti adalah (1) Bagaimana rute perang gerilya di Kediri? (2) Bagaimana strategi dan taktik perang Jenderal Sudirman? (3) Bagaimana jejak napak tilas perang gerilya Jenderal Sudirman di Kediri?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan studi keperpustakaan, dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Guna menjaga keabsahan data peneliti melakukan ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber data.

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Jenderal Sudirman beserta rombongan meninggalkan Ibukota Yogyakarta, rombongan Jenderal Sudirman terdiri dari dua orang ajudan, seorang dokter pribadi (Mayor dr. Suwondo) dan satu kompi pasukan pengawal. Rombongan Jenderal Sudirman sampai di Kretek yang letaknya 20 km sebelah selatan Ibukota. Setelah beristirahat semalam, rombongan melanjutkan perjalanan menuju kearah Timur Kota Kediri sebagai tujuan. (2) Secara teori maka gerilya itu haruslah sedemikian hebat dan tangkas, bahwa ia cukup merebut persenjataan dari musuh dan cukup mengadakan kesempatan untuk berangsur-angsur membangun tentara yang regular itu untuk diperkembangkan dan diperbesar, sehingga dapat secara serata berhadapan dengan musuh. Inilah jalan perkembangan perang gerilya yang paling berat, seperti yang bisa ditempuh oleh rakyat yang berontak terhadap pemerintah yang menjajah, gerakan untuk berontak. (3) Rumah bercat putih bergaya Belanda itu masih berdiri kokoh di Jalan M.H Thamrin 54. Dirumah itulah dia bersama Panglima Divisi Brawijaya Kolonel Soengkono mematangkan strategi. Sebagian besar pasukan di Jawa Timur, lalu membangun kekuatan di Gunung Wilis dan Gunung Kombang, yang letaknya disebelah barat kota Kediri. Setelah mematangkan strategi, Jenderal Sudirman meninggalkan Kediri.

KATA KUNCI  : Strategi, Jenderal Sudirman, Perang Kemerdekaan


Keyword

a

Reference

Kuntowijoyo, (2001). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusant. (1930). Sejarah Nasional Indonesia IV, Jakarta: Pusat Pembinaan Mental ABRI.

Nasution, A.H. (1963). Tentara Nasional Indonesia. Vol, I, edisi ke-2, Bandung dan Jakarta. 

Nasution, A.H. (1966). Sejarah Perjuangan Nasional di Bidang Bersenjata, Jakarta:

Nasution, A. H. (1977). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Vol. I, edisi ke-2, Bandung:Angkasa.

Natsir, Mohammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugroho Notosusanto. (1971). Ichtiar Sejarah Republik Indonesia, Jakarta.

Ricklefts, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Ricklefts, M.C. (2001). Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: Serambi.

Roto Soewarno. (1988). Pak Dirman Menuju Sobo. Jakarta: Yayasan Kembang Mas.

Salam, Solichin. (1963). Jenderal Soedirman Pahlawan Kemerdekaan, Jakarta: Djajamurni.

Saleh A. Djamhari, (1967). Markas Besar Komando Djawa ( 1948-1949), Jakarta:  Lembaga Sejarah Hankam.

Sardiman, A.M. (2000). Panglima Besar Jenderal Soedirman Kader Muhammadiyah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Sartono Kartodirdjo. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.

Sulistyo Admodjo, S. (1981). Mengenang Almarhum Panglima Besar Jenderal Soedirman-Pahlawan Besar, Jakarta: Yayasan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Sundhaussen, Ulf. (1986). Politik Militer Indonesia 1945-1949: Menuju Dwi Fungsi ABRI, Jakarta: LP3ES.

Supriyatmono, Hendri. (1994). Dwifungsi ABRI dan Kontribusi ke arah Reformasi Politik, Yogyakarta: Sebelas Maret University Press berkerja sama dengan Yayasan Pustaka Nusatama.

Tashadi dkk. (1986) Sejarah Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) di DIY.  Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan.

Tjokroplranolo. (1992). Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia, Jakarta: PT. Surya Persindo.


PUBLISHED

2019-02-11

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE

Vol. 03 No. 01 Tahun 2019

Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI