studi tentang seni tayub di dusun ngrajek, desa sambirejo, kecamatan tanjunganom, kabupaten nganjuk tahun 2017


Author (Penulis)

YELLDA AGUSTIANA PUTRI
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

14.1.01.02.0020

Abstract

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesenian tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Tayub merupakan salah satu jenis tari tradisional yang keberadaannya masih eksis dan populer di Jawa tengah dan Jawa Timur. Pertunjukan kesenian tayub diadakan sebagai ungkapan wujud syukur atas rejeki yang diberikan oleh sang pencipta. Pertunjukan ini biasanya diadakan pada masyrakat pedesaan yang masih mengangkat budaya setempat.

Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana Sejarah Seni Tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk? (2) Bagaimana Prosesi Seni Tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk? (3) Bagaimana Perkembangan Seni Tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Kualitatif-Deskriptif. Objek yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Seni Tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari tokoh seniman tayub di Ngrajek, pengelola seni tayub di Ngrajek dan juru kunci sumur mbah Ageng. Analisis data dalam penelitian adalah dimulai dari mengumpulkan data, mendeskripsikan informasi secara selektif. Tahap-tahap yang harus ditempuh peneliti yaitu reduksi data, data display (penyajian data), dan conclusion drawing (verification).

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Kesenian tayub di Ngrajek, sudah ada sejak dahulu ketika pembabat hutan mulai mendiami daerah Ngrajek desa Sambirejo. Terdapat sumur di daerah dusun Ngrajek dan diberi nama sumur mbah Ageng. Bibit waranggana  sendiri bermula ketika sumur mbah Ageng meminta agar anak gadis yang sakit terus menerus menjadi waranggana, maka akan disembukan dari sakitnya. Terbukti ketika anak gadis tersebut menjadi waranggana, anak gadis itu sembuh dari sakitnya. Atas kejadian tersebut, maka dipercaya bahwa sumur mbah Ageng akan membawa keberkahan bagi masyarakat dan waranggana. (2) prosesi kesenian tayub di Ngrajek, memiliki keunikan tersendiri, yaitu prosesi waranggana mengitari sumur mbah Ageng setelah menari gambyong dengan 10 gending wajib. Gending wajib yang dinyanyikan oleh waranggana untuk mengitari sumur mbah Ageng adalah Eling-Eling, Golekan, Bendungan, Teplek, Gangga Mina, Astrakara, Ono-Ini, Gandariya, Ijo-ijo, Kembang Jeruk. (3) Di dalam masyarakat sekitar, kesenian tayub masih tetap dilestarikan karena masyarakat sadar bahwa suatu kebudayaan harus tetap dilestarikan agar kebudayaan itu sendiri tidak hilang dimakan oleh perkembangan zaman.

 

Kata Kunci : Seni, Tayub, Ngrajek, Nganjuk.


Keyword

a

Reference

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Aneka Cipta.

 

Astuti ,Anindya Kusuma. 2014. Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Kerakyatan Tayub Dalam Ritual Suran di Desa Karangsari, Semin, Gunungkidul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Cahyono. Agus. 2000. “Kehidupan Seni Pertunjukan Tayub di Blora dan Sistem Transmisinya”. Tesis untuk mencapai derajat Sarjana S-2 pada Fakultas Pascasarjana Universitas Gajah Mada.

 

Caturwati, Endang. 2007. "Tari di Tatar Sunda". Bandung: Sunan Ambu Press.

 

Endraswara, Suwardi. 2014. Mistik Kejawen Sinkritisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Endraswara, Suwardi. 2015. Etnologi Jawa. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

 

Hartono dkk. 1989. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: pt. Bina Ilmu.

 

Ismaningsih, Dwi Yuli. 2015. Makna Simbolik Prosesi Ritual Tari Tayub Pada Hari Jadi Kota Tuban. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

 

Kartika, Dharsono Sony. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains

 

Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.

 

Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Narawati, Tati. 2003. Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa. Bandung; P4ST UPI.

 

Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

Pratomo, Yugo. 2014. Bentuk Penyajian Musik Iringan Kesenian Tayub Di Kabupaten Sragen. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertujukan. Jakarta: Sinar Harapan.

 

Setiadi, Elly M dan Kama A. Hakam, Ridwan Effendi. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

 

Soedarsono. 1976. Tari-tarian Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: ASTI.

 

Suharto, Ben. 1999. Tayub Pertunjukan dan Ritus Kesuburan. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan.

 

Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kasinus.

 

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. 1981. Teori-Teori Kebudayaan. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

 

Widyasutiningrum, Sri Rochana. 2002. “Tayuban dan Perempuan”. Antara Realitas di Panggung dan di Luar Panggung. Dewa Ruci Vol 1 No.1. Surakarta : Program Pendidikan Pascasarjana STSI Surakarta.


PUBLISHED

2018-08-14

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE

Vol. 02 No. 10 Tahun 2018

Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI