Kajian Historis Tanah Perdikan Pakuncen Kota Lama Kertosono
Author (Penulis)
WIWIK MURYANIUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
14.1.01.02.0007Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi dari keistimewaan sebidang tanah yang tidak luas namun memiliki keistimewaan yang berbeda dengan tanah lainnya. Tanah yang pada umumnya memiliki keterkaitan dengan masyarakat. Tanah sebagai sumber kehidupan bagi semua masyarakat, untuk hidup, tinggal dan mencari makan. Tanah pada penelitian ini di samakan dengan tanah kepemilikikan yang bebas dari tuntutan. Tuntutan yang biasanya berurusan dengan pemerintah, berupa pengurusan pajak maupun yang berurusan dengan masyarakat sendiri.
Perdikan atau biasa juga disebut dengan Sima. Sima atau Perdikan yaitu suatu hak kebebasan tanah tanpa dipungut biaya pajak. Perdikan atau Sima hanya akan diberikan kedapa tuan tanah yang telah berjasa dalam melakukan suatu hal. sesuai yang melatar belakangi penelitian ini Perdikan Pakuncen adalah salah satu yang mendapatkan kebebasan pajak dari penguasa. Dari jasa-jasa Kyai Nurjalipah sebagai pemilik tanah tersebut telah melakukan perjanjian dengan pihak Mataram. Perjanjian tersebut berisi tentang bumi tanah Kyai Nurjalipah yang dipakai untuk tempat peristirahatan terakhir para Priyai-Priyai Mataram yang telah mendirikan Kadipaten di daerah Kertosono, lebih tepatnya Barat sungai Brantas.
Keistimewaan tanah Perdikan Pakuncen tidak hanya memiliki icon makam sebagai wisata Religi namun juga memiliki keistimewaan lain. Keistimewaan lain desa Perdikan Pakuncen yaitu tidak memiliki perangkat desa yang berupa SekDes (Sekretaris Desa). Sejak terbentuknya Pakuncen sebagai sebuah desa dan memiliki pemerintahan desa, desa Perdikan Pakuncen hanya memiliki seorang Kepala Desa saja atau biasa disebut Lurah. Itulah keistimewaan desa Pakuncen yang hanya dipimpin oleh Lurah. Pemerintah Kabupaten Nganjuk sejak dahulu sampai sekarang tak pernah mengusik untuk dibentuknya struktur desa Pakuncen. Bahkan pihak Pemerintah memaklumi dan menggap desa Pakuncen sebagai desa instimewa di Nganjuk. Baru di tahun 2017 banyakyang mengusahakan agar dibentuklah para perangkat desa, sesuai dengan surat perintah dari pemerintah Kabupaten Nganjuk. Setelah dibentuknya perangkat desa yang baru belum ada yang berubah pada makam para priyai-priyai Mataram. Hanya perbaikan sedikit-sedikit saja.
Kata kunci : tanah, perdikan
Keyword
aReference
Bakri, H. M. 2007. Sejarah Sunan Giri dan Pemerintahan Gresik Selayang Pandang. Gresik: Yayasan Sunan Giri.
Harimintaji, Mustopo Habib, Santoso, Suratno, Suwarno. 2003. Nganjuk dan sejarahnya. Nganjuk: Penerbit Keluarga
Harmadi, 2017.Babad anjuk ladang menguak tabir sejarah nganjuk. Nganjuk: ulul albab press.
Hanifah, Indah Suci. 2015. Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggung Jawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa. 4 (8). (online). Tersedia http://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/997/948
Indrianasari, Tri Neny. 2017. Peran Perangkat Desa dalam Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa.1 (2). (online). Tersedia http://ejournal.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/asset/article/view/28
Maziyah, Siti. 2010. Daerah Otonom Pada Masa Kerajaan Mataram Kuna: Tinjauan Berdasarkan Kedudukan dan Fungsinya. 20 (2). (online). Tersedia http://journal.undip.ac.id/sju/index.php/ .Di unduh 8 Juni 2017
Mahardiansyah, Dirga. 2017. Pakuncen sebagai Tanah Perdikan Kecamatan Patianrowo. Surabaya : UNESA
Peraturan Bupati Nganjuk, nomor34, Pasal 47. 2016. Nganjuk
Suhadi Machi, 1983. Desa Perdikan Tawangsari Di Tulung Agung, Jakarta, Proyek Penelitian Purbakala.
1983, status Tanah / Desa Perdikan Di Jawa.Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Sunandir, Ahmad Akbar.2007 dkk.Sejarah tanah perdikan pakuncen kota lama macan kopek. kertosono distrik kertosono, legenda Pulogadung: PT Metro Pos.
