ABSTRAK
Kepribadian empati pada guru BK di sekolah membuat siswa akan lebih mudah membuka diri untuk mengungkapkan pengalaman mereka dan berbagi pengalamannya. Siswa yang membagi pengalamannya secara mendalam memungkinkan untuk menilai kapan dan di mana mereka membutuhkan dukungan, dan potensi kesulitan yang membutuhkan fokus rencana perubahan. Dari hasil pengamatan dan pengalaman peneliti selama melakukan PPL 2 di SMA Negeri 1 Kediri, bahwa masih ada siswa yang enggan untuk melakukan konseling pada guru BK karena beberapa dari siswa merasa kurang nyaman dan masih memiliki anggapan bahwa siswa yang sering ke ruang BK adalah siswa yang bermasalah. Saat dilakukan wawancara pada dua orang siswa mereka mengatakan bahwa ada guru BK sering membahas kembali permasalahan konseling didalam kelas. Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan Teknik Studi Deskriptif. Penelitian ini menggunakan subyek sebanyak 5 orang yaitu 3 orang guru BK dan 2 orang siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini instrumen pedoman wawancara mendalam, pedoman observasi dan catatat dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan mengenai profil kebribadian empati pada guru BK yaitu: (1) Para guru BK di SMA Negeri 1 Kediri menyadari betul bahwa empati sangat penting untuk dimiliki oleh setiap guru BK, (2) Kepribadian empati yang dimiliki oleh guru BK digunakan sebagai kemampuan untuk ikut merasakan perasaan yang dirasakan siswa selama konseling, (3) telah menerapkan kepribadian empati yang dimilikinya dalam kegiatan pemberian layanan konseling individual dalam setiap tahapan layanan konseling individual sesuai dengan identifikasi jenis dan aspek empati.Simpulan dari penelitian ini bahwa guru BK telah memiliki profil kepribadian empati yang baik dan mampu mengimplementasikannya dalam kegiatan pemberian layanan konseling individual. Saran yang diberikan yaitu: (1) guru BK diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas kepribadan empati yang telah dimilikinya dalam memberikan layanan konseling individual kepada siswa. (2) untuk siswa diharapkan untuk lebih terbuka kepada guru BK mengenai apa yang sebenarnya dirasakan saat konseling sedang berlangsung.
KATA KUNCI : kepribadian empati, guru BK, konseling individual
Alfandi, dkk. 2016. Motivasi Guru BK di SMA Negeri Aceh Tengah: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Unsyiah, 1 (1). (Online), tersedia www.jim.unsyiah.ac.id, diunduh 29 April 2018.
Anyani, L. N. 2013. Empati. (online), tersedia: https://eprints.umk.ac.id, diunduh 29 April 2018.
Awalya. 2012. Buku Ajar Pengembangan Pribadi Konselor. Semarang: Academia, (Online), tersedia: www.academia.edu, di unduh 18 April 2018.
Daryanto, dan Farid, M. 2013. Dasar Manajemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta : Gava Media
Fadhila N. R, 2015. Teori Empati. (online) tersedia: https://www.academia.edu/33058529/Teori_Empati, diunduh 5 Agustus 2018
Handari, S., dkk. 2016. Empati Sebagai Pengembangan Seni Konseling Untuk Efektivitas Pelayanan Konseling: Lentera, 18 (1). (Online), tersedia: https://journal-iain-samarinda.ac.id, diunduh 18 April 2018.
Istiati. 2013. Korelasi Antara Kepribadian Konselor Dengan Minat Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu Di SMA Negeri 1 Kendal, Kabupaten Kendal. Disertasi : Tidak dipublikasikan Semarang : FKIP UNNES
Moleong, J. L. 2014. Metodologi Penelitian Kualitiatif Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sedayana, G. 2014. Pengembangan Pribadi Konselor. Singaraja : Graha Ilmu.
Widiatmoko, A. 2017. Pengaruh Kemampuan Empati Terhadap Perilaku Prososial Siswa Kelas V SD Negeri 2 Se-Gugus IV Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi: Tidak Diplubikasikan.Yogyakarta: FKIP UNY