MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN SIMPLE QUEUE PADA MIKROTIK DI SMK PGRI 1 KOTA KEDIRI


Author (Penulis)

ADY SAIFULOH ASHARI
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

13.1.03.02.0012

Abstract

ABSTRAK

 

Penggunaan bandwidth di sebuah jaringan seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya satu atau lebih client yang menghabiskan kapasitas bandwidth dalam jaringan tersebut untuk download dan upload, streaming video, mengakses aplikasi-aplikasi yang dapat menyita kapasitas bandwidth. Jaringan internet seperti pada Instansi sekolah, sering terjadi dominasi bandwidth antar client. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana pembagian bandwidth yang adil dan merata pada client yang berada di jaringan tersebut? (2) Bagaimana cara mengkonfigurasi manajemen Bandwidth pada jaringan Lan dengan routerboard RB750 r2 dengan teknik simple queue. Metode htb menggunakan teknik simple queue pada mikrotik routerboard RB750 r2. Penelitian dilaksanakan mulai pengumpulan data dan langsung tinjau lokasi ruang maupun bengkel yang berada di instansi sekolah SMK PGRI 1 Kota Keidiri. Sehingga Manajemen yang didapat dari teknik simple queue pada mikrotik menggunakan winbox dapat membagi bandwidth setiap Ip client dapat membatasi upload dan download client. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Manejemen bandwidth menggunakan simple queue pada routerboard RB750 r2 sangat mempengaruhi koneksi upload dan download maka penggunaan dibagi sesuai dengan kebutuhan client  agar lebih efisian koneksi penggunaan internetnya dan lebih merata. (2) Dengan winbox versi 2.2.18 konfigurasi dengan mikrotik routerboard RB750 r2 bisa kompatibel dan sesuai yang diharapkan untuk proses konfigurasi ini.

 

KATA KUNCI  : Manajemen bandwidth, mikrotik, simple queue, routerboard, winbox.

 

 

 

LATAR BELAKANG

Penggunaan bandwidth di sebuah jaringan seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya satu atau lebih client yang menghabiskan kapasitas bandwidth dalam jaringan tersebut untuk download atau untuk mengakses aplikasi-aplikasi yang dapat menyita kapasitas bandwidth.

Jaringan internet seperti pada Instansi sekolah, sering terjadi dominasi bandwidth antar client atau pengguna yang di akibatkan salah satu atau beberapa client melakukan download dan upload file besar, misalnya mengerjakan tugas dinas yang online, mencari materi atau bahan pengajar yang berupa video, atau yang lainnya. sehingga dapat menganggu client atau pengguna lain. Salah satu solusi agar bandwidth dapat dimanfaatkan lebih optimal adalah dengan mengelola bandwidth yang tersedia dalam jaringan tersebut.

Masalah lain adalah kebebasan mengakses internet membuat seseorang (guru, karyawan, siswa) tidak dapat mengontrol diri dan lupa akan apa yang harus dikerjakan. Contoh pada jaringan komputer sebuah Instansi itu memungkinkan setiap client bebas mengakses situs-situs yang seharusnya tidak boleh diakses pada jam-jam tertentu atau bahkan tidak boleh di akses sama sekali.

Dengan banyaknya client atau pengguna akses internet di SMK PGRI 1 Kota Kediri maka dirancanglah routerboard RB750 r2 yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai manajemen kebutuhan bandwidth dengan teknik simple queue. Dengan demikian maka penggunaan bandwidth akan bisa maksimal dan tidak saling berebut antar pengguna internet.

 

METODE

Jaringan komputer adalah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan antar komputer untuk saling bertukar data. Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari  jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan

1. Simple Queue

 

Simple Queue merupakan menu pada MikrotikOS untuk melakukan manajemen bandwidth untuk scenario jaringan sederhana.Un tuk menggunakan Simple Que ue, pekerjaan packet classification dan marking packet tidak wajib untuk dilakukan. Meskipun demikian, simple queue sebenarnya juga bisa melakukan manajemen bandwidth terhadap packet-packet yang sudah di marking.

Konfigurasi queue yang dilakukan ol eh simple queue tetap menggunakan Hierarchical Token Bucket seba gai metode utama. Namun que ue tersebut tidak di lakukan pada interface fisik. Simple Queue akan melakukan queue pada interface virt ual. Pada RouterOS v5 akan dilakukan pada interface Global-In, Global-Out. Atau Global-Total. Sedangkan pada RouterOS v6, Simple Queue memiliki tempt khusus sendiri untuk melak ukan queue. Pada saat menggunakan Simple Queue baris konfigurasi queue sudah mampu untuk melakukan queue terhadap packet uploaad, packet download maupun tot al upload/download sekaligus.

2. Topologi s tar

 

topologi dalam penelitian ini menggu nakan topologi star karena kelebiha nnya sangat banyak.

 

a.     Kelebihan topologi star

 

Dapat di gunakan untuk sistem jaringan workgroup (peer to peer) atau client – server.

Transfer pertukaran file, data dengan menggunakan teknik sharing folder.

Memungkinkan untuk penambahan node pada saat jaringan aktif jadi pada untuk penambahan node jaringan tidak perlu di matikan.

Jika salah satu n ode ada yang rusak, sistem jaringan tetap dapat beraktifitas.

Mudah di hubungkan dengan jaringan lain.

Mudah dalam peraw atan jaringan.

b.   Kekurangan topolo gi star

 

Biaya agak m ahal, karena menggunakan hub/s wicth.

Hub/swicth merup akan kunci dari aktifitas jaringan, jika hub/swicth rusak maka aktifita s jaringan akan berhenti (jaringan r usak).

Bila  menggunakan  hub  dan  lalu lintas data padat dapat menyebabkan ter jadi collision (tabrakan data).

 

 

 

 

Seperti gambar 1 adalah topologi Star pada SMK PGRI 1 Kota Kediri

 

 

 

 

 

Gambar 1. Topologi star

 

HASIL DAN KESIMPULAN

Dari hasil penerapan management bandwidth yang sudah dikonfigurasi dibatasi pada setiap client  upload download sebesar 256kbps dan 512kbps pada mikrotik di dapat hasil maksimal sebesar nilai bandwidth 256kbps untuk aploud maka didapat 256000bps, 256000 dibagi 8bit maka didapat 32000 Bit, dari hasil pembagian sistem didapat perhitungan plus minus pada setiap titik 31,25 KBps. Sedangkan untuk download nilai bandwidth dibatasi 256kbps untuk aploud maka didapat 256000bps, 256000 dibagi 8bit maka didapat 32000 Bit, dari hasil pembagian sistem didapat perhitungan plus minus pada setiap titik 31,25 KBps Jadi saat pengujian keseluruhan dari setiap titik  yang mendapatkan koneksi internet sesuai dengan konfigurasi maka didapat hasil plus minus aploud 31,25KBps download 31,25KBps Sebagaimana tampak pada Gambar 2.

 

Gambar 2. Limit Client

Tampilan  output setelah IP address semua client sudah diinputkan ke mikrotik seperti Gambar 3.

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3. IP Address Semua Client

Agar bisa melihat traffic manajemen bandwidth dengan simple queue, Maka harus melakukan langkah untuk mengaktifkan tools graph pada mikrotik. Untuk mengaktifkan klik tools lalu klik graphing, dan tambahkan rule ( klik tanda + ) dengan parameter seperti Gambar 4.

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4. Menu Graphing

Untuk melihat graphing semua IP address yang berada di mikrotik, di lakukan dengan membuka web browser. Yaitu dengan cara menuliskan atau memanggil alamat IP ether1 ( 192.168.3.152/graphs ) seperti terlihat pada Gambar 5. dan 6. sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5. Graphs Mikrotik di Browser

 

 

Gambar 6. Graphs Toko Sekolah

 

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui analisis yang dilakukan pada bab – bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut, yaitu pembagian bandwidth dilakukan deangan teknik menggunakan simple queue pada routerboard RB750 r2 sangat mempengaruhi koneksi upload dan download dengan pembagian sesuai dengan kebutuhan client, dengan melakukan konfigurasi sesuai perhitungan dan kebutuhan client  di dapat hasil yang lebih merata dan efisien dalam penggunaan bandwidth karena semua berjalan baik dan maksimal sesuai konfigurasi yang di lakukan.


Keyword

a

Reference

DAFTAR PUSTAKA

Ananda. 2015. Pengembangan Jaringan Komputer Dan Manajemen Bandwidth Dengan Menerapkan Metode Per Connection Queue ( Studi Kasus : Pengadilan Negeri Salatiga ). Skripsi. Surakarta: Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah.

 

Arifin, Y. 2017. Implementasi Quality Of Service Dengan Metode Htb (Hierarchical Token Bucket) Pada Pt.Komunika Lima Duabelas. Jurnal JELIKU, 1(2): 1-7.

 

Daniel. 2016. Belajar Jaringan Komputer Mikrotik Berbasis OS.Yogyakarta: Gava Media.

 

Fadlil. 2017. Practical Tcp/Ip Mendesain, Menggunakan, dan Troubleshooting Jaringan Tcp/Ip di Linux dan Windows. Yogyakarta: Andi.

 

Hendra. 2017. Simple Queue Dalam Menyelesaikan Masalah
Manajemen Bandwidth Pada Mikrotik Bridge. Skripsi. Jakarta Selatan: Program Studi Teknik Informatika AMIK BSI Jakarta.

 

Mujahidin, T. 2011. Os Mikrotik Sebagai Manajemen Bandwidth Dengan Menerapkan Metode Per Connection Queue. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom.

 

Rizky, A. 2017. Tutorial Cara Setting Mikrotik RB750 Via Winbox. (Online). Tersedia: https://mikrotikindo.co.id/2015/04/tutorial-cara-setting-mikrotik-rb750-winbox.html, di unduh 15 desember 2015.

 

Saniya, dkk. 2017. Sistem Manajemen  Bandwidth Dengan Prioritas Alamat Ip Client. Jurnal penelitian, 1(7): 1-6.

 


PUBLISHED

2019-02-14

JOURNAL

Simki-Techsain

ISSN

2599-3011

ISSUE

Vol. 03 No. 01 Tahun 2019

Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI