PENENTUAN TITIK PEMESANAN KEMBALI (REORDER POINT) DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU (STUDI KASUS PADA AMIRAH BAKERY TULUNGAGUNG)


Author (Penulis)

NANIK MADANIATUL MUNAWAROH
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

13.1.02.02.0015

Abstract

Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu cara yang tepat dalam mengatasi masalah pembekakan biaya persediaan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi dari peneliti bahwa pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu pada Amirah Bakery belum dikelola dengan optimal. Frekuensi pemesanan yang dilakukan setiap hari tanpa menentukan titik pemesanan kembali dapat berakibat pada biaya yang dikeluarkan seperti biaya pemesanan dan penyimpanan yang semakin tinggi sebanding dengan frekuensi pemesanan sehingga akan berpengaruh pada laba yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perhitungan waktu untuk melakukan pemesanan kembali bahan baku tepung terigu yang dilakukan oleh Amirah Bakery. (2) mengetahui perhitungan waktu pemesanan bahan baku tepung terigu yang tepat dilakukan oleh Amirah Bakery menggunakan metode Reorder Point (ROP). (3) mengetahui perbandingan perhitungan waktu yang diterapkan oleh Amirah Bakery sebelum dan sesudah menerapkan metode Reorder Point (ROP). Subjek dalam penelitian ini adalah Amirah Bakery Tulungagung dengan objek penelitian adalah pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS), dan Reorder Point (ROP). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Amirah Bakery melakukan pemesanan bahan baku dengan frekuensi pemesanan 360 kali dalam satu tahun dengan pembelian rata – rata 34 kg untuk setiap pesan tanpa menentukan titik pemesanan kembali. (2) Jumlah pesanan bahan baku yang optimal dengan menggunakan metode EOQ sebanyak 1.409 kg dengan frekuensi pesanan 9 kali, persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus tersedia adalah 275 kg, dan titik pemesanan kembali (Reorder Point) yang tersedia sebanyak 309 kg. (3) Perbandingan perhitungan sebelum dan sesudah menerapkan metode Reorder Point (ROP) adalah sebelumnya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.410.000 menjadi hanya Rp 47.911. Sehingga terdapat penghematan biaya sebesar Rp. 1.362.089. Selisih yang cukup besar ini disebabkan oleh frekuensi pemesanan yang awalnya sebanyak 360 kali menjadi hanya 9 kali dalam satu tahun.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2017-08-10

JOURNAL

Simki-Economic

ISSN

2599-0748

ISSUE

Vol. 01 No. 03 Tahun 2017

Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI