Penentuan Harga Pokok Produksi Kain Tenun Ikat (ATBM) Dengan Menggunakan Activity Based Costing System Pada Rizquna Joyo Club Kediri
Author (Penulis)
LIA MAR'ATUS KUSUMA
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
13.1.02.01.0122
Abstract
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI KAIN TENUN IKAT (ATBM) DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RIZQUNA JOYO CLUB KEDIRI
Lia Mar'atus Kusuma
13.1.02.01.0122
Ekonomi – Akuntansi
Liamk122@gmail.com
Faisol, S.Pd., M.M. dan Erna Puspita, M.Ak.,
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya perbedaan pandangan terkait dengan metode activity based costing, dan metode konvensional dalam penentuan harga pokok produksi kerajinan tenun ikat yang nantinya akan berdampak pada perkembangan laba perusahaan. Tetapi sebagian besar pandangan penelitianterdahulu menunjukkan metode activity based costing sebagai penentu harga pokok penjualan yang lebih efektif bagi perusahaan yang memproduksi produk yang bersifat heterogen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji metode activity based costing dalam penentuan harga pokok produksi kerajinan tenun ikat, serta membandingkan hasil antara metode yang digunakan perusahaan yakni metode konvensional dengan metode yang peneliti bahas yakni metode activity based costing. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara menganalisa data yang berbentuk angka-angka. Penelitian ini menggunakna instrumen dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah diperolehnya besar harga pokok penjualan pada produk kain tenun ikat sebesar Rp 11.401.611,2 dengan perhitungan metode konvensional, dan sebesar Rp 11.401.610,1 dengan metode activity based costing. Hal ini memperlihatkan bahwa harga pokok produksi yang dilaporkan mengalami kelebihan sebesar Rp. 1,10 dari Rp 11.401.611,1. Sedangkan untuk produk kain batik tenun ikat memperoleh hasil perhitungan harga pokok produksi sebesar Rp 13.490.611,14, dan perhitungan dengan metode activty based costing menghasilkan harga pokok produksi sebesar Rp 12.973.026,61. Hal ini memperlihatkan bahwa harga pokok produksi yang dilaporkan mengalami kekurangan sebesar Rp 517.584,53 dari Rp 13.490.611,14.
Saran yang disampaikan dalam penelitian ini sebaiknya Rizquna Joyo Club Kediri menerapkan metode activity based costing untuk menentukan harga pokok produksi. Karena metode activity based costing lebih tepat untuk digunakan bagi perusahaan yang memproduksi produk yang bersifat heterogen, sehingga dapat dengan tepat membantu manajemen dalam membuat keputusan terhadap pengendalian aktifitas-aktifitas yang terdapat selama proses produksi yang akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.
KATA KUNCI :
Activity Based Costing, Konvensional, Harga Pokok Produksi, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead