PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM UNGKAPAN PANTANG LARANG MASYARAKAT KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI
Author (Penulis)
DIAN ROSITA NARIYAWATI
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
13.1.01.07.0005
Abstract
Dian Rosita Nariyawati (13.1.01.07.0005): Pendidikan Budi Pekerti dalam Ungkapan Pantang Larang Masyarakat Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri, Skripsi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2018
Ungkapan pantang larang ora ilok merupakan larangan yang diungkapkan orang tua kepada anak cucunya agar mereka menjauhi suatu larangan disertai dengan akibat yang akan diterima jika melanggar larangan tersebut. Dalam ungkapan pantang larang, terdapat larangan atau pantangan yang berisi ajaran yang disamarkan. Ungkapan tersebut dapat mencerminkan norma-norma serta budaya penuturnya. Tujuan ungkapan pantang larang adalah supaya mitra tutur tidak melanggar tindakan yang dilarang pada waktu dikatakan penutur karena dipercaya jika melanggar dapat mendatangkan mala petaka. Ungkapan pantang larang juga dijadikan sebagai sarana mendidik masyarakat agar tercipta keselarasan dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan pantang larang serta nilai pendidikan budi pekerti yang terkandung di dalamnya. Nilai pendidikan budi pekerti pada ungkapan pantang larang dalam masyarakat di Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri yaitu meliputi 1) pembentukan akhlak keselarasan, yaitu: a) menanamkan prinsip hormat, b) menanamkan kerukunan hidup; 2) membentuk akhlak keutamaan hidup yaitu: a) penanaman watak arif dan jujur, b) penanaman watak mawas diri, c) penanaman watak ikhlas dan sepi ing pamrih, d) membentuk watak eling, e) sikap satriya pinandhita; 3) pembentukan akhlak sopan santun yaitu: a) membentuk sikap rendah diri, b) membentuk unggah-ungguh dan tata karma yang baik dan benar; 4) membentuk watak pengendalian diri yaitu: a) akhlak ngati-ati, b) penanaman watak ora ngaya dan nrima, c) penanaman watak pasrah.
KATA KUNCI: pendidikan budi pekerti, pantang larang, ora ilok