ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI MIPA D pada tingkat rendah dengan persentase 50,42% dan tujuan pembelajaran K-13 yang mengharuskan bahwa siswa harus mampu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan hanya sebagai penerima ilmu. Banyaknya siswa yang pasif dalam pembelajaran dikarenakan motode pembelajaran yang digunakan guru tidak tepat dan pembelajaran bersifat ceramah tanpa diselingi penggunaan berbagai model yang menarik, guru menyampaikan materi dan siswa hanya duduk diam, mendengarkan apa yang dibicarakan guru tanpa ada usaha sendiri untuk mencari pemahaman informasi. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS? (2) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional? (3) Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif TSTS terhadap kemampuan berpikir kritis? Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimen dengan dengan pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kediri dengan teknik pengambilan teknik secara acak (random cluster sampling), sehingga terpilih dua kelas yaitu kelas XI MIPA D dan kelas XI MIPA E. Instrumen penelitian ini berupa perangkat pembelajaran dan tes kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian ini adalah (1) Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two stray (TSTS) pada kategori tinggi kemampuan penjelasan sederhana 86%, penjelasan lanjut 49%, mengatur strategi dan taktik 43% menyimpulkan dan mengevaluasi 51%, (2) Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kategori sedang kemampuan penjelasan sederhana 83%, penjelasan lanjut 69%, mengatur strategi dan taktik 89% menyimpulkan dan mengevaluasi 77%, (3) pengaruh model pembelajaran kooperatif TSTS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok program linear di SMAN 1 KEDIRI dengan thitung (6,477) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan simpulan hasil penelitian disarankan sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
KATA KUNCI :. model pembelajaran kooperatif tipe tsts terhadap kemampuan berpikir kritis
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno, Utari, dkk. 2012. Kemampuan Dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematika. Dipublikasikan Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia Perss
Steven D. Schafersman. 1991. An Introduction to Critical Thinking. (http://facultycenter.ischool.syr.edu/wp-content/uploads/2012/02/Critical-Thinking.pdf)
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pembelajaran. Jakarta: Gramedia
Sugiyono. 2013 Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.