ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI KUE KACANG UD TIDAR DENGAN METODE LINE BALANCING UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS KINERJA
Author (Penulis)
ADHA MAHANDIK
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
12.1.02.02.0021
Abstract
Abstrak
Adha Mahandik (12.1.02.02.0021) : Anlisis Layout Fasilitas Produksi Roti Kacang UD Tidar Dengan Metode Line Balancing Untuk Mengukur Keefektifan Kinerja (Studi Kasus Pada Pembuatan Roti Kacang UD Tidar Kediri Tahun 2016) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri 2016.
Kata kunci: layout, line balancing, efektifitas, efisensi.
Penelitian ini dilatar belakangi banyak masyarakat indonesia yang mendirikan usaha industri dibidang kuliner serta pengaruh tata letak terhadap keefektifan kinerja.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui tata letak (layout) fasilitas produksi di UD Tidar. (2) Mengetahui urutan proses produksi pada UD Tidar. (3) Mengetahui tingkat efisiensi dari tata letak (layout) fasilitas produksi yang sudah dilaksanakan pada UD Tidar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan subjek penelitian adalah pemilik pabrik dan objek penelitian adalah model tata letak fasilitas pabrik dan sistem produksi yang dimiliki oleh pabrik roti kacang UD Tidar.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Tata letak (layout) yang diterapkan di UD Tidar adalah tata letak (layout) produk meskipun ada 2 diantara 5 stasiun kerja yaitu stasiun kerja bagian penggilingan dan pengadukan yang penempatanya kurang sesuai namun jika dilihat dari segi efisiensi dan efektifitasnya sudah cukup bagus. (2) Walau tata letak (layout) pada UD Tidar masih ada yang belum atau sesuai namun, proses produksi UD Tidar dilakukan begitu teratur yaitu berjalan sesuai alur atau prosedur produksi dimana para karyawan pada tiap stasiun kerja sudah menempatkan posisinya dibagian masing-masing bidang. (3) Tingkat efisiensi di UD Tidar dengan siklus kerja kondisi nyata perusahaan 43 menit didapatkan hasil total waktu menganggur yang dimiliki selama 8 menit, tingkat penundaan mencpai 6,20%, efisiensi mencapai 93,80% dan efektifitasnya mencapai 84,61%. %. Sedangkan bila perusahaan menggunakan siklus kerja 36 menit didapat hasil total waktu menganggur -13 menit, tingkat penundaan -12,03%, efisiensi mencapai 112,03% dan tingkat efisiensinya 100%.