PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL JUGUN IANFU: JANGAN PANGGIL AKU MIYAKO KARYA ENANG ROKAJAT ASURA: KAJIAN FEMINISME


Author (Penulis)

MAUL LAILATUN NAFI'AH
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

12.1.01.07.0056

Abstract

Abstrak Maul Lailatun Nafi’ah: NPM: 12.1.01.07.0056. Perspektif Gender Dalam Novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako karya Enang Rokajat Asura, Skripsi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP UN PGRI Kediri, 2017. Kata Kunci: Tema, penokohan dan perwatakan,dan Konflik, Perspektif Gender. Pespektif gender berarti membahas masalah ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut. Saat ini banyak pemberitaan tentang diskriminasi pada perempuan. Salah satu novel karya Enang Rokajat Asura yang berjudul “Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako” dianggap cocokuntuk dijadikan objek analisis gender. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah deskripsi aspek struktural yang meliputi tema, penokohan dan perwatakan, dan konflik dalam novel“Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako”karya Enang Rokajat Asura? (2) Bagaimanakah aspek perspektif gender yang meliputi(a) gender dan marginalisasi, (b) gender dan subordinasi, (c) gender dan stereotipe, (d) gender dan kekerasan, (e) gender dan beban kerja? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang dianalisis berupa kata-kata dan kalimat. Objek dari penelitian ini adalah aspek struktural dan aspek perspektif gender yang terdapat dalam novel “Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako”karya Enang Rokajat Asura. Tahap dalam penelitian ini yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap penyelesaian. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil penelitian ini terdapat tema mayor dan minor. Tema mayor menggambarkan penderitaan terhadap perempuan. Sedangkan tema minor yaitu keberanian, Ketidakberdayaan, cinta segitiga, dan kepolosan. Terdapat Penokohan, tokoh utama yaitu Lasmirah atau Miyako. Tokoh pendamping yaitu Hakiko. Tokoh bawahan yaitu (1) Mas To, (2) Mintarsih, (3) Yamada, (4) Pramudia atau Pram, (5) Rosa atau Ayumi, (6) Rumbun Aspan, (7) Om Sahilatua, (8) Tuan Keisuki, (9) Tuan Cikada. Sedangkan perwatakan terdapat watak datar dan watak bulat. Watak datar disandang oleh Lasmirah atau Miyako dan Pramudia atau Pram. Sedangkan watak bulat disandang oleh Tuan Yamada dan Tuan Cikada. Terdapat Konflik internal dan eksternal. Konflik eksternal meliputi konflik fisik dan konflik sosial. Aspek perspektif gender dengan kajian feminisme terdapat ketidakadilan gender yang meliputi (1) gender dan marginalisasi, (2) gender dan subordinasi, (3) gender dan stereotipe, (4) gender dan kekerasan, (5) gender dan beban kerja. Ketidakadilan gender yang dialami oleh para tokoh perempuan Indonesia pada masa penjajahan jepang pada periode 1942-1945 berupa penderitaan, penindasan, penyiksaan lahir dan batin. Para perempuan telah ditipu, mereka dijadikan budak seks oleh para tentara Nippon. Para tentara Nippon memperlakukan para perempuan secara kejam, mereka selalu disiksa, dihina. Perlakuan para tentara Nippon tersebut telah merugikan para perempuan Indonesia saat itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam novel “Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako”karya Enang Rokajat Asura terdapat ketidakadilan gender yang banyak mengandung pelajaran hidup, seperti bentuk perjuangan tokoh perempuan dalam menghadapi penindasan dalam kehidupan. Novel ini menjadi motivasi bagi segenap lapisan masyarakat.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2017-02-13

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI