SIMBOLISME PADA SESAJI JARANAN DI KOTA KEDIRI
Author (Penulis)
DIDIT ANDRIA PUJI SUSANTOUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
12.1.01.07.0017Abstract
ABSTRAK
Kesenian Jaranan merupakan pencerminan tata nilai luhur masyarakat wilayah Kediri. Kesenian ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kedamaian, dan sebagai tolak balak. Penelitian ini meneliti tentang Simbolisme pada Sesaji Jaranan di Kota Kediri, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut, 1) Bagaimanakah deskripsi bentuk simbolik pada sesaji jaranan di Kota Kediri?. 2) Bagaimanakah deskripsi makna simbolik pada sesaji jaranan di Kota Kediri?. (3)Bagaimanakah desskripsi fungsi simbolik pada sesaji jaranan di Kota Kediri?. Sesuai dengan pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mendekripsikan bentuk, makna, dan fungsi simbolisme pada Sesaji Jaranan di Kota Kediri.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan arketipal dengan kajian deskriptif simbolisme. Sumber data dalam penlitian ini diperoleh dari wawancara dan observasi pertunjukan kesenian jaranan di Kota Kediri. Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara narasumber. Pengecekan keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, metode penyidik, dan teori.
Berdasarkan hasil penelitian, di dalam pementasan jaranan terdapat Sesaji dan Suguh Asesaji. Sesaji di pertunjukan jaranan berjumlah 13 bentuk meliputi: minyak wangi,kemenyan,pisang raja, jenang sengkala, dawet ayu, rujak legi, tumpeng dan ingkung, sekar, badhek tape, kendi, cok bakal, panggan urip. Makna sesaji tersebut sebagai sarana bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kedamaian dalam pertunjukan, menghindarkan penonton dari bencana, memohon limpahan rejeki. Fungsi sesaji untuk mendoakan arwah leluhur agar Tuhan memberi keselamatan. Pembacaan mantra Suguh Asesaji memiliki makna manusia harus saling menghormati seluruh dan sesama ciptaan Tuhan, dengan rasa saling menghormati akan terwujud keselarasan dipertunjukan jaranan sedangkan fungsinya sebagai sarana menangkal Pertunjukan Jaranan dan penonton dari marabahaya yang berada di sekeliling tempat pementasan dan diberi keselamatan.
KATA KUNCI : simbolisme, sesaji, jaranan
Keyword
aReference
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia. Jakarta: PT Temprint.
Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita.
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Poerwanto, Hari. 2010. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusyana, Y. 1970. Bagbagan Mantra Sunda. Bandung: Proyek Penelitian dan Folklore Sunda.
Satoto, Soediro. 2009. Metode Penelitian Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sihyati. 2015. Simbol Verbal Nilai Kependidikan dalam Tetrologi Laskar Pelangi. Jurnal pendidikan Bahasa Indonesia, (online). Tersedia: http://library.um.ac.id. Diunduh Maret 2018.
Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra, Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soedarsono, R.M. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Soeratno. 2001. Metodologi penelitian. Yogyakarta: UPP AMD YKPN.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, Ria Putri. 2018. Makna Simbolik Sesajen dalam Kesenian Tradisional Kuda Lumping Sanggar Karya Budaya di Desa Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Tersedia: https//jom.unri.ac.id/indwx.php/JOMFSIP/article/view/18202/17580. Diunduh pada Maret 2018.
Syafuddin, Arief. 2015. Kesenian Agung Jaranan Kediri. Kediri: HAPRA INDONESIA publisher.
