KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMPN 1 PAPAR KELAS VII MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN
Author (Penulis)
DANIK RATNAWATI
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
12.1.01.05.0119
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti bahwa sebagian siswa masih menganggap matematika sangat sulit sehingga mereka sering acuh tak acuh dalam proses belajar mengajar. Mereka tidak mau berpikir karena menganggap soal itu sulit untuk dipecahkan. Dominasi guru menyebabkan siswa kurang dapat berpikir kreatif.
Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan pendekatan matematika realistik terhadap siswa SMPN 1 Papar kelas VII pada materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan? (2) Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMPN 1 Papar Kelas VII melalui pendekatan matematika realistik pada materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas VII SMP Negeri 1 Papar. Penelitian ini dilakukan selama tiga pertemuan menggunakan RPP, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, tes penggolongan, tugas utama, dan pedoman wawancara.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan Pendekatan Matematika Realistik terhadap guru dan siswa di SMP Negeri 1 Papar secara umum terlaksana dengan baik dan mengalami peningkatan di setiap pertemuannya. (2) Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada pembelajaran Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Pendekatan Matematika Realistik yang dapat dicapai oleh subjek penelitian adalah pasti mampu memunculkan aspek fluency, flexibility, dan elaboration. Jika dilihat melalui kategori kemampuan berpikir kreatif matematis tinggi dan kategori kemampuan berpikir kreatif matematis sedang, siswa pada kategori tersebut mampu memunculkan seluruh aspek kemampuan berpikir kreatif matematis, sedangkan siswa kategori kemampuan berpikir kreatif rendah hanya mampu memunculkan tiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis tanpa originality.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan bahwa guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator. Sementara murid berpikir, mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka, serta melatih saling menghargai strategi atau pendapat orang lain.