PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Author (Penulis)
IRCHAMIM
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
12.1.01.01.0427P
Abstract
ABSTRAK
IRCHAMIM.: Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingn Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di UPTD SMP N 1 Kauman Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan dan pengalaman peneliti yang pernah melaksanakan kegiatan PPL di sekolah tersebut, peneliti kerap menemui siswa yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang diselenggarakan sekolah,sehingga nilai mata pelajaran sering turung dan tidak mencapai target.
Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa? (2) Apakah penerapan bimbingan belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? (3) Apakah penerapan bimbingan belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas VIII di UPTD SMP Negeri 1 Kauman Tulungagung. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar pada Siswa Kelas VIII di UPTD SMPN 1 Kauman Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,430 atau 43%, Sehingga semakin tinggi bimbingan belajar yang diterima siswa maka tingkat motivasi belajar siswa akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Motivasi belajar adalah faktor yang paling berperan penting dalam membentuk perilaku anak dalam bersosialisasi, oleh sebab itu Guru, konselor dan orangtua hendaknya bekerja sama mengawasi dan selalu memberikan motivasi kepada siswa atau anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar memahami jati dirinya untuk mampu memiliki konsep diri yang positif.(2) Anak yang memiliki konsep diri positif di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah maka siswa tersebut mampu menata perilaku ke arah yang positif untuk kemandirian perkembangan secara optimal.