HUBUNGAN TINGKAT KEDEKATAN EMOSI ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA DALAM BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015


Author (Penulis)

MUJI HARTANTO
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

12.1.01.01.0329

Abstract

Dalam kemandirian belajar, orang tua memiliki tanggung jawab terhadapanaknya untuk menjalankan proses kegiatan pembelajaran dengan memberikan arahan-arahan kepada hal yang positif. Dalam proses pembelajaran hubungan orang tua dengan anak memang sangat diperlukan. Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Adapun metode yang dapat digunakan untuk membentuk proses kemandirian belajar diantaranya yaitu: 1) Pemberian nasehat sangat penting bagi peserta didik karena nasehat yang diberikan kepada peserta didik selalu dapat diterima dengan baik dan dapat dihayati apabila siswa atau peserta didik selalu terus diberi nasehat baik di rumah atau di sekolah. 2) Latihan atau kebiasaan. Berilah siswa beberapa latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang akan memberi suatu masukan agar peserta didik dapat terbiasa dengan keadaan apapun, juga kebiasaan yang dapat dihilangkan apabila kebiasaan itu buruk sekalipun. Latihan atau kebiasaan selalu diberikan akan dapat dilakukan juga dengan baik pula. 3) Memberi anjuran atau saran kepada peserta didik agar apa yang diperbuat pasti akan benar adanya, dan menggerakkan hatinya untuk melakukan suatu agar dapat dikerjakan dengan benar. 4) Memanfaatkan sikap yang ada. Maksudnya, jangan ada waktu yang kosong, sebisa mungkin waktu itu dapat di atur sedemikian rupa agar waktu itu dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan mengetahui kebiasaan belajar siswa dan prestasi belajar siswa selama penelitian berlangsung, maka akan ditemukan ada atau tidaknya hubungan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari analisis data secara kuantitatif dari 20 responden atau n = 20 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik. Sebanyak 6 siswa (30%) frekwensi sedikit sekali, siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang tinggi sebanyak 11 siswa (55%) frekwensi cukup banyak, siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik sebanyak 3 siswa (15%) frekwensinya sedikit sekali dan siswa yang tidak memiliki kebiasaan belajar sangat rendah atau tidak ada sama sekali (0) dengan frekwensi 0,00%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar siswa SMPN 1 Trenggalek 55% tergolong baik dan tinggi.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2016-03-29

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI