STUDY KASUS KORBAN BROKEN HOME SISWA KELAS VII DI SMP PAWYATAN DAHA I KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017


Author (Penulis)

DEDI DWI SAPUTRO
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

12.1.01.01.0100

Abstract

ABSTRAK Dedi Dwi Saputro : Studi Kasus Korban Broken Home Di kelas VII Di SMP Pawyatan Daha 1 Kediri. Skripsi,BK,FKIP UNP Kediri, 2016 Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa yang menjadi korban broken home yang menimbulkan anak menjadi frustasi, brutal, susah diatur sehinhgga anak kerap di pangil guru BK karena sering bertengkar dengan teman sekelasnya bahkan juga berani kepada guru mata pelajarannya. Dampak dari korban broken home itu sendiri bukan hanya itu tetapi minat untuk sekolah atau belajar menjadi kecil sering membolos sekolah. Tujuan penelitian disini mempertanyakan fakta di lapangan tentang perilaku anak korban broken home dan apa alasaaan mengapa anak korban broken home hal tersebut, peneliti ini menggunakan pendekatan studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum di pakai dalam uji validitas penelitian kualitatif. Metode triangulasi di dasarkan pada filsafat fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti, melainkan realitas objek itu sendiri.untuk memperoleh kebenaran, secara epistimologi harus dilakukan penggunaan multiperspektif. Subyek pada penelitian ini sebanyak 1 siswa, yang sekolah Di SMP PawyatanDaha 1 kota Kediri. Penelitian ini dilaksanakan dalam 7 kali pertemuan. Kegiatan dilaksanakan saat jam kosong atau saat jam istirahat di ruang BK dengan membawa pedoman observasi dan wawancara. Ini bertujuan untuk memudahkan peneliti untuk memperoleh data-data observasi dari anak Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan hal yang sama dengan teori bahwa anak korban broken home menimbulkan anak menjadi frustasi, brutal, susah diataur. Yang menunjukan sikap tidak suka dengan aturan yaitu jika didalam kelas anak pada umumnya disuruh diam dan memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru menurut, tetapi anak tersebut lebih suka bermain sendiri atau mengajak temanya untuk bergurau dan jika guru yang mengajar dikelasnya menegurnya tidak dianggap bahkan berani membantah meskipun tidak semua guru berani membantah hanya guru-guru tertentu saja yang berani dibantahnya. Hal ini diperlukan kerjasama antara guru wali kelas dan guru BK untuk memberi bimbingan kepada anak dengan melibatka orang tua, sehingga anak dan orang tua mendapatkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saran peneliti anak korban broken home sangat memerlukan perhatian khusus karena anak korban broken home mengalami kurangnya perhatian dari kedua orang tua tempat yang mempunyai peran penting bagi anak KATA KUNCI :Kata Kunci : Studi kasus, korban broken home

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2017-08-15

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE

Vol. 01 No. 04 Tahun 2017

Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI