Potensi yang ada di kecamatan meliputi bidang pendidikan, pemerintahan, pertanian, peternakan, usaha mikro dan makro. Namun, banyak area kecamatan yang belum terpublikasikan potensinya sehingga pengetahuan masyarakat mengenai potensi wilayahnya kurang. Pengumpulan data wilayah potensi pada area kecamatan masih dilakukan dengan cara survey ke wilayah per desa untuk mendapatkan perkembangan data kependudukan tiap periode yang menimbulkan beberapa hambatan seperti lamanya proses pengumpulan data, lambatnya data yang disampaikan, data yang disajikan tidak up to date, dan kurangnya penyajian visualisasi data sehingga petugas kecamatan maupun masyarakat umum belum bisa mendapatkan informasi terkini mengenai potensi wilayahnya.
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah waterfall dengan tahapan analisis dengan melakukan wawancara dan studi literatur, desain sistem dengan menggunakan Data Flow Diagram untuk pemodelan sistem dan Entity Relationship Diagram untuk model database, implementasi yang meliputi implementasi program dan sistem, integrasi dan testing.
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diktahui bahwa sistem pemetaan topografis potensi wilayah merupakan media alternatif yang efektif untuk membantu masyarakat maupun petugas kecamatan dalam proses pendataan potensi wilayah berdasarkan kategori pendidikan, pemerintahan, pertanian, peternakan, usaha mikro dan makro.
Republik Indonesia. Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, Sekretariat Negara, Jakarta § (2008). Lembaran Negara RI Tahun 2008.
Betha, S. (2006). Pemrograman web dengan php.
Fathansyah. (1999) . Analisis dan Desain Sistem Informasi . Elex Media Komputindo, Jakarta.
Whitten, J.L, L.D Bentley dan K.C Dittman. (2004). Metode Desain & Analisis Sistem. Terjemahan : Tim Penerjemah Andi, Andi Offset. Yogyakarta. 725pp.
Arbie. (2004). Manajemen database dengan MySQL(p. 350). Yogyakarta: ANDI.
Blanco, J. A., & Upton, D. (2009). CodeIgniter 1.7. Packt Publiashing, Birmingham.
Pressman, R. S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak - Buku Satu, Pendekatan Praktisi(7th ed.). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Denny Carter & Irma Agtrisari. (2003). Desain dan Aplikasi SIG. Jakarta: PT Elex Komputindo.
Mahyuzir, T. D. (1991). Pengantar Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Aniati Murni, D. I. (n.d.). GIS : Hardware & Software. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Husna, & Nailatul. (2013). Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Untuk Menguatkan Daya Saing Daerah Di Kabupaten Gresik. Jurnal Administrasi Publik, 1(1), 188–196.
Aprilliyanti, T., & Zainuddin, M. (2017). Pemetaan Potensi Kekeringan Lahan se-pulau Batam menggunakan Teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh. Majalah Geografi Indonesia, 31(1), 91–94.
Firliana, R., Kasih, P., & Suprapto, A. (2016). Pemanfaatan GIS Untuk Sistem Informasi Pariwisata. Nusantara of Enginering, 3 No.1.
Rahman As-syukur, I Wayan SUarna, I Wayan Rusna, I. N. D. (2003). Pemetaan Kesesuaian Iklim Tanaman Pakan Serta Kerentanannya Terhadap Perubahan Iklim Dengan Sistem Informasi Geografi ( Sig ) Di Provinsi Bali. Pastura, 1(1), 9–15.
M. Farizki dan Wenang Anurogo. (2017). Pemetaan Kualitas Permukiman dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG di Kecamatan Batam Kota, Batam. Majalah Geografi Indonesia, 31(1), 39–45.
Muslim, N., & Sunyoto, A. (Universitas A. Y. (2012). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB PEMETAAN POTENSI PANAS BUMI DI INDONESIA MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS. Jurnal DASI, 13. Retrieved from http://ojs.amikom.ac.id/index.php/dasi/article/view/103
Kusuma, D. H., & Shodiq, M. N. (2017). Sistem Rekomendasi Destinasi Pariwisata Menggunakan Metode Hibrid Case Based Reasoning dan Location Based Service Sebagai Pemandu Wisatawan di Banyuwangi. INTENSIF, 1(1), 28–34. https://doi.org/10.29407/intensif.v1i1.540