Kekerasan Verbal dalam Novel Saman Karya Ayu Utami


Author (Penulis)

DEVY MARIYATUL YSTYKOMAH
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

11.1.01.07.0029

Abstract

ABSTRAK Devy Mariyatul Ystykomah: Kekerasan Verbal dalam Novel Saman Karya Ayu Utami, Skripsi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNP Kediri, 2014. Kata Kunci: Bahasa, Kekerasan verbal, Eufemisme, Novel Bahasa merupakan alat tutur pengarang cerita untuk menyampaikan ide. Bahasa yang digunakan pun bervariasi. Dapat menggunakan bahasa daerah, bahasa Indonesia, atau bahasa asing. Penggunaan bahasa pada karya sastra, salah satunya adalah novel terdapat banyak eufemisme atau penghalusan ungkapan. Pada zaman orde baru, banyak dilakukan sensor yang begitu ketat terhadap terbitan maupun televisi dan radio. Sehingga, bahasa yang sebelumnya vulgar dan jelas, mengalami eufemisme. Pada satu sisi, hal ini dianggap sebagai sopan santun, namun di sisi lain, eufemisme justru dinilai mengurangi maksud sesungguhnya yang akan disampaikan pengarang cerita. Penyimpangan makna pun terjadi. Dalam novel Saman karya Ayu Utami, eufemisme inilah yang coba dikikis. Ia justru menggunakan kata yang jujur, apa adanya, blak-blakan, atau orang Jawa mengatakan, tanpa tedeng aling-aling. Sebagian dari hal itu disebut kekerasan verbal. Disebut kekerasan verbal, karena penggunaan bahasanya tidak memerhatikan perasaan lawan bicara dan tidak memerhatikan prinsip kesopanan. Gaya bahasa tersebut memang terkesan apa adanya, namun ada situasi yang harus memerhatikan kondisi dan siapa lawan ujar kita. Dalam gaya bahasa yang vulgar tersebut, pernyataan yang memiliki tendensi menghardik, memarahi, mengintimidasi, mengata-ngatai, dan lain sebagainya muncul. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan latar belakang kekerasan verbal dalam novel Saman karya Ayu Utami. Kekerasan verbal langsung, artinya yang mengenai korban secara langsung, serta kekerasan tidak langsung, yang berarti disampaikan dengan perantara orang lain atau tidak secara langsung mengenai korban. Sedangkan, kekerasan represif, yang dimaknai sebagai kekerasan yang menekan korbannya sampai titik terendah emosionalnya. Sementara ada pula kekerasan verbal alineatif, yang berarti kekerasan melalui tindak tutur yang bertujuan bermaksud mengucilkan atau mendeskreditkan lawan bicara ke sehingga tak terlibat dalam pembicaraan. Semua bentuk kekerasan verbal ini ditemukan dalam novel Saman. Hal itulah yang membuat novel ini tidak direkomendasikan untuk dijadikan bahan ajar, yakni dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk usia siswa anak-anak hingga remaja.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2016-02-09

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI