STUDI TENTANG TRADISI PINGITAN PERNIKAHAN DI DESA SUKOAYAR KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI


Author (Penulis)

LIA HIKMATUL MAULA
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

11.1.01.02.0021

Abstract

ABSTRAK Lia Hikmatul Maula. Studi tentang Tradisi Pingitan Pernikahan di Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Skripsi. Pendidikan Sejarah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. FKIP UN PGRI Kediri. 2016 Penelitian ini dilatar belakangi anggapan sebagian masyarakat yang menganggap budaya pingitan adalah budaya kuno, budaya orang tua zaman dahulu, yang sudah tidak cocok dilakukan lagi. Tapi masih ada masyarakat yang masih melakukan tradisi tersebut hingga sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apa yang dimaksud dengan Tradisi pingitan tersebut serta tujuannya? (2) Apa tujuan pingit pengantin? (3) Bagaimana urut-urutan dan sarana dalam pingitan tersebut (4) Bagaimana pandangan Islam tentang tradisi pingitan? (5) Kenapa tradisi pingitan masih dilakukan hingga sekarang? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan datanya penyusun menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti juga menggunakan pendekaan deskripif untuk mendeskripsikan gejala, perisiwa, kejadian yang terjadi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, (1) Pingitan adalah proses mempersiapkan diri calon pengantin agar tidak kemana-mana untuk menjaga keselamatannya. (2) Pingit pengantin bertujuan menjaga calon pengantin dari hal buruk mungkin terjadi. (3) Saat pingitan terdapat empat tahap sebelum acara puncak atau sebelum acara Ijab Qobul , yaitu tahap pembicaraan, kesaksian, tahap siaga, dan tahap rangkaian upacara, disamping itu terdapat banyak sarana yang disiapkan didalamnya, seperti saat acara sisetan terdapat makanan berupa jadah, jenang, yang bertekstur lengket, yang mengandung harapan agar kedua calon pengantin selalu lengket (4) tradisi pingit pengantin dalam pandangan Islam tidak ada larangannya dan tidak melanggar syari’at Islam. Para ulama’ tidak melarang masyarakat untuk melakukan tradisi ini, karena itu tergantung kepercayaan tiap masyarakat itu sendiri. (5) pingit pengantin lebih cenderung bertujuan baik, yaitu menghindarkan calon pengantin dari hal buruk. Hal inilah yang menyebabkan tradisi pingit pengantin masih dilakukan hingga sekarang. Kata Kunci : Tradisi, Pingitan Pengantin, Pernikahan.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2016-08-18

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI