ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP “MURNI JAYA” KEDIRI


Author (Penulis)

M. AGUS CHOZINATUL ASROR
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

10.1.02.01.0100

Abstract

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP “MURNI JAYA” KEDIRI SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi Oleh : M. AGUS CHOZINATUL ASROR NPM: 10.1.02.01.0100 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP “MURNI JAYA” KEDIRI M. AGUS CHOZINATUL ASROR NPM: 10.1.02.01.0100 Ekonomi - Akuntansi Agoes_chozin@yahoo.com Dr. Sri Aliami, M.M dan Sigit Puji Winarko, S.e., S.Pd., M.Ak. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK M. AGUS CHOZINATUL ASROR : Analisis Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dengan Menggunakan Metode Tradisional Dan Activity Based Costing System Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri Dalam penentuan Biaya Overhead Pabrik, sistim akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era tekhnologi yang modern seperti saat ini. Karena sistem ini mempunyai beberapa kelemahan. Diantaranya adalah memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost terhadap produk (Hansen & Mowen, 2004). Adanya berbagai kelemahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan metode Activity-Based Costing System. Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) untuk menganalisis aktivitas. Penerapan ABC merupakan inovasi yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah. Activity Based Costing System adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional. Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) untuk menganalisis aktivitas. Penerapan ABC merupakan inovasi yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah. Kata Kunci : Metode Tradisional, Activitry Based Costing System, Biaya Overhead Pabrik, Harga Pokok Produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang canggih di era globalisasi mempengaruhi perkembangan dalam dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku pengusaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta mampu menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal guna kelangsungan proses operasional suatu perusahaan dan akan meningkatkan produksinya. Perusahaan harus mampu mempertahankan keberadaannya dalam persaingan dengan meningkatkan kualitas produk sehingga memiliki keunggulan yang dapat menarik minat konsumen. Setiap konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Sebagian besar konsumen menginginkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Hal ini yang menjadi kendala bagi perusahaan, karena perusahaan harus meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya produksi. Manajemen perusahaan harus dapat merencanakan pengalokasian biaya-biaya secara tepat, khususnya biaya produksi, sebab penentuan biaya produksi berkaitan dengan perhitungan harga pokok produksi. Sistem akuntansi biaya akan membantu manajemen perusahaan menghindari kekeliruan tentang pengalokasian biaya-biaya sehingga, manajemen perusahaan dapat memperhitungkan harga pokok produksi secara akurat dan teliti. Sistem biaya tradisional hanya dapat menelusuri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap unit produk, sedangkan biaya overhead pabrik diasumsikan proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi. Sistem biaya tradisional tidak dapat menunjukkan jumlah biaya yang sesungguhnya dikonsumsi dalam setiap unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan, hal ini sangat merugikan perusahaan. Alokasi biaya-biaya dengan sistem tradisional mengakibatkan penyimpangan- penyimpangan karena tidak setiap produk mengkonsumsi biaya overhead pabrik secara proporsional terhadap unit produk yang diproduksi, sehingga mengakibatkan kekeliruan dalam perhitungan harga pokok produksi yang menentukan harga pokok penjualan produk. Perusahaan menerapkan sistem biaya produksi yang berdasarkan aktivitas yaitu Activity Based Costing untuk mengatasi kelemahan sistem biaya tradisional. Sistem Activity Based Costing dapat membantu manajemen dalam mengalokasikan biaya overhead secara akurat dan dapat menyebabkan adanya distorsi. Sistem Activity Based Costing dapat menelusuri biaya-biaya secara lebih menyeluruh, tidak hanya ke unit produk, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Dengan demikian, penggunaan sistem Activity Based Costing akan mampu memberikan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat.Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIOAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP “MURNI JAYA” KEDIRI”. B. Identifikasi Masalah Dalam latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Perhiungan biaya overhead pabrik untuk mengendalikan biaya dalam proses produksi guna menentukan harga pokok produksi. 2. Perhitungan biaya overhead pabrik menggunakan metode tradisional pada perusahaan “Kecap Murni” Jaya Kediri untuk menentukan harga pokok produksi. 3. Perhitungan biaya overhead pabrik menggunakan activity based costing pada perusahaan “Kecap Murni” Jaya Kediri untuk menentukan harga pokok produksi. 4. Adanya pengaruh perhitungan biaya overhead pabrik dalam proses produksi untuk menentukan harga jual pada perusahaan Kecap Murni Jaya Kediri. 5. Mengoptimalkan keuntungan pada perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri. C. Batasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah agar penelitian ini lebih jelas dan terarah. Bembatasan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Metode perhitungan biaya overhead pabrik menggunakan metode tradisional dan activity based costing 2. Yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik tahun 2013. 3. Yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi tahun 2013, 4. Tempat penelitian dilaksanakan pada Perusahaan Kecap “Murni jaya” Jl. Mauni Gg. Industri No. 35 Kediri. 5. Batasan waktu penelitian yaitu pada periode tahun 2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan Metode Tradisional dalam menentukan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri ? 2. Bagaimanakah perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri? 3. Bagaimanakah hasil perbandingan perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dengan Menggunakan Metode Tradisioal Dan Activity Based Costing Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri ? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan penalitian ini yakni untuk menganalisis perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan Metode Tradisional dalam menentukan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri. 2. Tujuan penelitian ini yakni untuk menganalisis perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri. 3. Tujuan penelitian ini yakni untuk menganalisis hasil perbandingan perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dengan Menggunakan Metode Tradisioal Dan Activity Based Costing Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai perhitungan biaya overhead pabrik dengan menggunakan Activity Based Costing sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan bagi kelangsungan hidup perusahaan. 2. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai penerapan Activity Based Costing sebagai salah s pengendalian biaya overhead pabrik pada perusahaan kecap “M Jaya” Kediri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk bahan bacaan dan referensi pustaka untuk peneliti-peneliti yang akan melakukan penelitian serupa. BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Biaya Sebelum membahas tentang Actifity Based Costing System, ada baiknya kita membahas pengertian dari biaya. Menurut Hansen dan Mowen (2006: 40), mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sedangkan menurut Supriyono (2000: 185), Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. B. Biaya Overhead Pabrik 1. Definisi Biaya Overhead Pabrik Menurut Carter (2009: 438), mendefinisikan Biaya Overhead Pabrik sebagai berikut: “Biaya Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan. Produk atau obyek biaya lain tertentu”. C. Perhitungan Sistem Tradisional 1. Pengertian Perhitungan Sistem Tradisional Adapun Edward J. Blocher, Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin (2000:117) menyebutkan Sistem Tradisional adalah sistem penentuan Harga Pokok Produksi dengan mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi yang sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Selain itu, Abdul Halim (1999:461) mengemukakan bahwa Sistem Tradisional adalah pengukuran alokasi Biaya Overhead Pabrik yang menggunakan dasar yang berkaitan dengan volume produksi. Dari beberapa pendapat akademisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Tradisional adalah sistem penentuan Harga Pokok Produksi yang menggunakan dasar pembebanan biaya sesuai dengan perubahan unit atau volume produk yang diproduksi. Sistem Tradisional didesain pada waktu teknologi manual digunakan untuk pencatatan transaksi keuangan. Sistem Tradisional didesain untuk perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, biaya dibagi berdasarkan 3 fungsi pokok yaitu: a. Fungsi produksi b. Fungsi pemasaran c. Fungsi administrasi dan umum D. Activity Based Costing System 1. Definisi Activity Based Costing System Pengertian Activity Based Costing menurut Carter dan Usry (2006: 496), menyebutkan definisi Activity Based Costing System sebagai berikut: perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing)didefinisikan sebagai sesuatu system perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume(non volume related factor). 2. Pemilihan Cost Driver Blocher, Chen, dan Lin (2000: 120), mendefinisikan Cost driver sebagai berikut: Cost driver adalah fakto-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, Cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Blocher, Chen, dan Lin menyebutkan dua jenis cost driver yaitu: a) Driver Sumber Daya (Resources Driver) b) Driver Aktivitas (Activity Driver) 3. Pembebanan Biaya Overhead Prabik dengan Activity Based Costing System Menurut Mulyadi (1993: 94), prosedur pembebanan biaya Overhead pabrik dengan sistem activity based costing melalui dua tahap kegiatan yaitu: a) Tahap Pertama 1) Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas 2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari empat kategori yaitu: a) Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities) b) Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities) c) Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities) d) Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility Level Activities) 3) Mengidentifikasikan Cost Driver, untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver. 4) Menentukan tarif/unit Cost Driver adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver b) Tahap Kedua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead pabrik dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sebagai berikut: E. Harga Pokok Produksi 1. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi a. Metode Full Costing metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Harga pokok produksi xxx b. Metode Variabel Costing menurut variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx F. Kerangka Berfikir Keterangan: = Garis Penghitungan = Garis Perbandingan BAB III METODE PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 58), variabel penelitian diartikan sebagai berikut: Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: a. Variabel Terikat (Dependen Variabel) b. Variabel Bebas (independen Variabel) 2. Devinisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti perlu diberikan batasan-batasan dan ditentukan indikator-indikatornya. Berikut adalah definisi operasional dan indikator-indikator dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain yaitu: a. Biaya Overhead Pabrik b. Metode Tradisional c. Activity Based Costing B. Teknik dan Pendekatan Penelitian 1. Teknik Penelitian Teknik penelitian yang digunakan penulis ini adalah penelitian expos facto, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk memeperoleh data yang telah terjadi pada waktu sebelum penelitian dilakukan. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono (2010: 13), “pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik”. Alasan digunakannya pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini adalah kerena data yang akan dianalisis berbentuk angka-angka yang sifatnya dapat diukur, rasional dan sistematis. Agar penghitungan bias tepat sekaligus mengurangi human eror, maka penelitian dalam menganalisis data menggunakan program SPSS (Statistical Produxt and Service Solution). C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Parusahaan Kecap “Murni Jaya” Jalan Ringin Anom 1/12 Kec. Kota–Kediri. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan tehitung mulai tanggal 1 Februari 2014 sampai dengan tanggal 31 juli 2014 D. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan merupakan apa yang hendak diselidiki dalam kegiatan penelitian. Yang menjadi Obyek dalam penelitian ini adalah Data produksi berupa Harga Pokok Produksi pada tahun 2013. E. Teknik Analisis Data a. Menghitung Biaya Overhead Pabrik dengan sistem biaya Tradisional. b. Menghitng Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan Activity Based Costing System dengan tahap-tahap sebagai berikut: a) Tahap Pertama 1) Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas 2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas yang terdiri dari empat kategori yaitu: a) Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities) b) Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities) c) Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities) d) Aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility Level Activities) 3) Menentukan cost driver untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver. 4) Menentuankan tarif/unit cost driver adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver b) Tahap Kedua Membebankan tarif kelompok berdasarkan Cost Driver yang digunakan untuk menghitung Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan. Biaya untuk setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak ke berbagai jenis produk. Biaya Overhead Pabrik ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk c) Membandingkan hasil perhitungan Biaya Overhead Pabrik yang dihitung menggunakan sistem biaya tradisional dengan biaya overhead pabrik yang dihitung dengan berdasarkan Activity Based Costing System. d) Menganalisis sistem yang tepat dalam menentukan Biaya Overhead Pabrik pada perusahaan kecap “Murni Jaya” Kediri. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan Berdasarkan perhitungan tabel di atas yang menunjukkan bahwa terdapat selisih antara hasil perhitungan biaya Tradisional dengan perhitungan Activity Based Costing System. Harga pokok produksi menurut akuntansi biaya tradisional untuk kecap manis botol besar 600 ml sebesar Rp. 3.622,26, untuk kecap manis botol sedang 300 ml sebesar Rp. 2.520,61, dan untuk kecap manis botol kecil 150 ml sebesar Rp. 2.165,36, sedangkan untuk kecap asin botol besar 600 ml sebesar Rp. 5.249,25, sedangkan untuk kecap asin botol sedang 300 ml sebesar Rp. 3.430, dan untuk kecap asin botol kecil 150 ml sebesar Rp. 2.520,84. Untuk hasil perhitungan dengan Activity Based Costing System untuk produk kecap manis botol besar 600 ml sebesar Rp. 12.194,44, untuk kecap manis botol sedang 300 ml sebesar Rp. 11.092,79, dan untuk kecap manis botol kecil 150 ml sebesar Rp. 10.737,54, sedangkan untuk kecap asin botol besar 600 ml sebesar Rp. 6.372,18, sedangkan untuk kecap asin botol sedang 300 ml sebesar Rp. 11.202,64, dan untuk kecap asin botol kecil 150 ml sebesar Rp. 10.493,02. Dengan hasil perhitungan kedua system tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa semua produk kecap yang diproduksi oleh Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri mengalami overcosting, artinya pembebanan perusahaan terlalu tinggi. Kecap manis botol besar 600 ml mengalami overcosting sebesar Rp. 8.572,18, sedangkan Kecap manis botol sedang 300 ml mengalami overcosting sebesar Rp. 8.572,18, dan untuk Kecap manis botol kecil 150 ml mengalami overcosting sebesar Rp. 8.572,18. Sedangkan untuk kecap asin botol besar 600 ml mengalami overcosting sebesar Rp. 8.572,18, sedangkan Kecap manis botol sedang 300 ml mengalami overcosting sebesar Rp. 7.772,64, dan untuk Kecap manis botol kecil 150 ml mengalami overcosting sebesar Rp. 7.972,18. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis di Perusahaan “Murni Jaya” Kediri , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perbandingan Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri dengan menggunakan sistem Tradisional dan Activity Based Costing System adalah sebagai berikut: a. Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Activity Based Costing System memberikan hasil yang lebih mahal dibandingkan dengan sistem Tradisional. b. Activity Based Costing System memberikan hasil yang lebih mahal dibandingkan dengan sistem Tradisional yaitu pada kecap manis botol besar 600 ml selisih dengan sistem Tradisional sebesar Rp. 8.572,18, untuk kecap manis botol sedang 300 ml selisih dengan sistem Tradisional sebesar Rp. 8.572,18, untuk kecap manis botol kecil 150 ml selisih dengan sistem Tradisional sebesar Rp. 8.572,18, sedangkan untuk kecap asin botol besar 600 ml selisih dengan sistem Tradisional sebesar Rp. 6.372,18, untuk kecap asin botol sedang 300 ml selisih dengan sistem Tradisional sebesar Rp. 7.772,64,dan untuk kecap asin botol kecil 150 ml selisih dengan sistem Tradisional sebesar Rp. 7.972,18. c. Perbedaan yang terjadi antara Harga Pokok Produksi menggunakan sistem Tradisional dengan Activity Based Costing System di sebabkan karena pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem Tradisional biaya pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Drive saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan Biaya Overhead Pabrik. Pada metode Activity Based Costing System, Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Drive, sehingga Activity Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan, saran tersebut antara lain: 1. Bagi pihak Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri a. Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri dengan Activity Based Costing System menampakka hasil yang relative lebih besar dari pada Harga Pokok Produksi dengan sistem Tradisional, namun Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri harus mengevaluasi kembali sistem pembebanan biayanya karena Harga Pokok Produksi akan mempengaruhi posisi di pasar. b. Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri masih dapat menggunakan sistem Tradisional jika Harga Pokok Produksinya tidak melebihi harga dari perusahaan lain, sehingga perusahaan dapat bersaing dengan harga pasaran. c. Pihak manajemen sebaiknya mulai mempertimbangkan perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Activity Based Costing System dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang lain seperti harga pesaing dan kemampuan masyarakat. 2. Bagi peneliti selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan obyek penelitian yang lain, penelitian tidak pada perusahaan manufaktur saja. Penelitia dapat menggunakan perusahaan jasa seperti rumah sakit, hotel dan perusahaan yang lainnya agar memperoleh informasi yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. (1999). Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. (2000). Manajemen Biaya dengan Tekanan Stretejik. Jakarta: Salemba Empat. Bnurhan Bugin. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Edisi Kedua.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Carter, William K. dan milton F. Ursy. (2006). Cost Accounting. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah. (2009). Akuntansi Biaya, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2006). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. (2007). Activity-Based Costing System. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriyono. (2000). Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Yogyakarta: BPFE. William K. Carter. (2009). Akuntansi Biaya, Eedisi 14. Jakarta: Salemba Empat.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2015-12-18

JOURNAL

Simki-Economic

ISSN

2599-0748

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI