PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI – JUNI TAHUN 2014


Author (Penulis)

FUATUL MUNAWAROH
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Author Identity (NPM)

10.1.01.07.0073

Abstract

ABSTRAK Fu’atul Munawaroh: Penerapan maksim tutur dalam tindak tutur ceramah pengajian hari Minggu malam Senin di masjid Baiturrohman bulan Januari – Juni tahun 2014. Kata kunci: maksim kualitas, maksim hubungan atau relevansi, maksim kebijaksanaan, dan maksim kemurahan hati atau pujian. Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Hal tersebut antara lain dapat dilihat pada seorang sastrawan karena ia dapat mengekspresikan dengan perasaannya, ada kalanya menggunakan bahasa yang berupa percakapan atau tuturan yang bertujuan misalnya untuk mempengaruhi pembaca. Tujuan penelitian penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi penerapan maksim tutur dalam tindak tutur ceramah pengajian hari Minggu malam Senin di masjid Baiturrohman bulan Januari – Juni tahun 2014. Pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi tertentu dan terutama memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial performansi bahasa yang dapat mempengaruhi tafsiran atau interpretasi. Ucapan-ucapan yang diutarakan dalam situasi tertentu sangat mempengaruhi makna yang dimaksudkan karena terkadang ucapan yang sama akan terasa berbeda jika situasinya berbeda. Dengan kata lain, yang dipelajari dalam kajian pragmatik yaitu bagaimana fungsi bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Tindak tutur bisa disebut sebagai tindak ujar. Tindak tutur (speech act) merupakan hal penting di dalam kajian pragmatik. Tindak tutur dalam ujaran suatu kalimat merupakan penentu makna kalimat itu, makna suatu kalimat tidak ditentukan oleh satu-satunya tindak tutur seperti yang berlaku dalam kalimat yang sedang diujarkan, tetapi selalu dalam prinsip adanya kemungkinan untuk menyatakan secara tepat apa yang dimaksud oleh penuturnya. prinsip kerjasama, seorang pembicara harus mematuhi empat maksim. Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secara tekstual maupun interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proses komunikasi. Keempat maksim percakapan itu adalah: (1) maksim kuantitas (maxim of quantity); (2) maksim kualitas (maxim of quality); (3) maksim relevansi (maxim of relevance); dan (4)maksim cara (maxim of manner). Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini berupa pendekan kualitatif deskriptif karena yang diteliti berupa ujaran - ujaran yang ada pada ceramah pengajian dan ujaran - ujaran tersebut dianalisis untuk mendapatkan deskripsi tentang penerapan maksim meliputi prinsip kerjasama dan kesopanan yang ada pada ceramah pengajian tersebut. Berdasarkan teoretis pendekatan ini menggunakan pendekatan pragmatik. Pragmatik membahas tentang pemilihan bentuk bahasa dan penentuan maknanya sehubungan dengan maksud pembicara sesuai dengan konteks dan keadaannya. Penelitian yang menganalisis tentang penerapan maksim tutur dalam tindak tutur meliputi prinsip kerjasama dan kesopanan termasuk jenis penelitian studi dokumen atau teks. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Terdapat Jenis maksim prinsip kerjasama dan kesopanan pada ceramah pengajian rutin hari Minggu malam Senin di masjid Baturrohman bulan Januari – Juni tahun 2014”.

Keyword

a

Reference


PUBLISHED

2016-02-09

JOURNAL

Simki-Pedagogia

ISSN

2599-073X

ISSUE


Download PDF

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UN PGRI Kediri.

Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri

Designed by BootstrapMade
LPPM Server - Powered by BSI