KOHESI DAN KOHERENSI WACANA KRIMINAL PADA KORAN JAWA POS
Author (Penulis)
AYU WULANDARI
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Author Identity (NPM)
10.1.01.07.0025
Abstract
Kohesi dan Koherensi sangat
berperan dalam membentuk keutuhan serta
kepaduan dalam wacana. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi
jenis kohesi dan koherensi dalam wacana
berita kriminal pada koran Jawa Pos.
Kohesi dan koherensi memiliki
pengertian yang berbeda hohesi adalah
merupakan organisasi sintaksis dan
merupakan wadah kalimat-kalimat yang
disusun secara padu dan padat untuk
menghasilkan tuturan (Tarigan 1987:96).
Sedangankan koherensi adalah kekompakan
hubungan antar kalimat dalam wacana.
Koherensi juga hubungan timbal balik yang serasi antar unsur dalam kalimat Keraf
(dalam Mulyana 2005: 30). Dapat
disimpulkan dimana sebuah kalimat dapat
bisa dikatakan padu apa bila didalamnya
terdapat kohesi dan koherensi yang tepat.
Kohesi dan koherensi juga memiliki
beberapa macam kohesi di bagi menjadi 2
yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal
untuk kohesi gramatikal, kohesi gramatikal
di bagi menjadi 4
referensi,substitusi,elipsis,konjungsi.
Sedangkan kohesi leksikal dibagi menjadi 6
sinonim,
antonim,hiponim,repetisi,kolokusi,ekuivalen
si. Sedangkan koherensi dibagi menjadi 10
pertalian penambahan, pertalian penuturan,
pertalian perlawanan,pertalian sebab –
akibat, pertalian waktu, pertalian syarat, pertalian cara, pertalian kegunaan, pertalian
penjelasan.
Penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian
ini berwujud penggalan tuturan atau wacana
yang diduga mengandung kohesi dan
koherensi dalam wacana berita kriminal
yang terdapat dalam rubrik koran Jawa
Pos, kemudian ditentukan beberapa berita
yang dipandang cukup mewakili sebagai
contoh. Data dianalisis menggunakan teknik
bagi unsur langsung.
Berdasarkan hasil penelitian,
ditemukan empat jenis sarana kohesi
gramatikal dan lima jenis sarana kohesi
leksikal. Keempat jenis sarana kohesi
gramatikal meliputi: repetisi
(penunjukan),(tersebut,ini,itu) ,subtitution (
penggantian), ( dia,saya,kami,mereka),
elipsis (pelesapan), ( budi ) , konjungsi (
kata sambung ) ( karena,atau , dengan,
setelah) sedangkan kelima jenis sarana
kohesi leksikal meliputi: repetisi ( fotokopi,
HP) ,sinonimi ( Sidak = inpeksi, tewas =
menghembuskan nafas terakhir ), antonim (
subsidi>< non subsidi, tersangka>< korban),
hiponim ( kriminalitas, desa ), kolokusi(
minyak dan gas bumi, laci dan loker )
Menurut penelitian juga ditemukan tujuh
koherensi dalam wacana kriminal:
Penambahan ( dan, juga) , penekanan
( malah) , perlawanan ( namun ), pertuturan
( lalu, kemudian ), sebab – akibat ( karena),
waktu ( saat itu ) , penjelasan ( penjabaranya
berupa keterangan lebih lanjut ).